Bangui, 15 Syawwal 1435/11 Agustus 2014 (MINA) – Setelah sebelumnya Republik Afrika Tengah pernah memiliki presiden seorang Muslim, kini Perdana Menteri yang baru ditunjuk dari kalangan Muslim.
Seorang pejabat mengatakan, Ahad (10/8), langkah itu merupakan bagian dari upaya menciptakan pemerintahan yang lebih inklusif setelah lebih dari satu tahun kekerasan sektarian mengacaukan negeri, Modern Ghana yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Mahamat Kamoun, seorang muslim, yang sebelumnya menjabat Penasihat Khusus Presiden Catherine Samba-Panza, seorang Kristen, akan memimpin sebuah pemerintahan transisi setelah dicalonkan dengan keputusan presiden.
Penunjukan itu diumumkan di radio milik negara oleh Juru Bicara Presiden.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Sebelumnya, ribuan orang warga Bangui menerjang hujan berpartisipasi dalam pawai damai memprotes terjadinya kembali bentrokan antara milisi Kristen Anti-Balaka dengan milisi Muslim, Seleka.
Mengatasi kerumunan massa, Presiden Samba-Panza mengatakan pemerintah baru akan dibentuk “dalam beberapa hari mendatang”.
“Bahkan jika beberapa orang ingin bertahan dengan kekejaman, Allah akan merobohkan mereka,” katanya kepada massa demonstran.
Perwakilan milisi Seleka dan pasukan anti-Balaka telah menandatangani gencatan senjata tentatif pada bulan Juli lalu untuk mengakhiri kekerasan di negara itu.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Sebagai bagian dari perjanjian itu, pemerintah Samba-Panza akan mengundurkan diri pada Selasa untuk membuka jalan bagi satu pemerintahan yang lebih inklusif.
Meskipun ada kesepakatan damai, ketegangan tetap tinggi di Republik Afrika Tengah itu, di mana beberapa anggota milisi Seleka telah tewas pada Selasa pekan lalu dalam bentrokan dengan pasukan penjaga perdamaian Perancis di utara. (T/P09/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa