Jakarta, 30 Rabi’ul Akhir 1438/29 Januari 2017 (MINA) – Resah anak jauh dari Al-Quran remaja masjid Salman ITB membuat film Iqro “Petualangan Meraih Bintang”.
“Ide ini muncul awalnya dari keresahan kita tentang anak-anak yang mungkin kurang mencintai Al-Quran”, ujar penulis naskah film Iqro, Aisyah A. nasution kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) saat ditemui pada acara nobar bersama anak yatim dan dhuafa di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Ahad (29/1).
Film yang yang megisahkan tentang petulangan seorang anak yang menggandrungi sains namun kurang berminat belajar membaca Al Quran. Anak yang bernama Aqila (9) memiliki seorang kakek yang berprofesi sebagai astronom dan tinggal di Pusat Peneropongan Bintang Bosscha. Kisah inipun bermula saat Aqila bermaksud untuk membuat tugas sekolahnya tentang astronomi. Kakeknya memberi izin pada Aqila untuk menggunakan teropong bintang di Boscha guna menyelesaikan tugasnya. Namun dengan satu syarat, Aqila harus bisa membaca Al Quran. Aqila pun menyanggupinya. Berbagai petualangan seru khas anak-anakpun disuguhkan dengan apik di film ini.
yang juga aktivis Masjid Salman ITB,
Dalam pembuatan film ini, dia mengatakan timnya ingin membuat sesuatu yang bisa dinikmati oleh keluarga Indonesia. Mereka melakukan riset dan mencari cara bagaimana bisa menarik anak-anak untuk mencintai Al-Quran yaitu dengan mengaitkan Al-Quran dengan sains.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
“Kebetulan kita di Masjid Salman ITB dan memang dekat dengan ITB, akhirnya astronomi ini bisa jadi aspek yang mungkin bisa menjadi daya magnet tersendiri untuk membuat anak-anak cinta pada Al-Quran karena di astronomi ternyata amat erat kaitannya dengan Al-Quran. Itu kita hasilkan dari riset, jadi kita ngobrol langsung dengan peneliti-peneliti, ilmuan yang memang ada di observatorium Boscha”, jelasnya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Minggu (29/1)
Aktivis Masjid Salman ITB itu mengatakan sasaran utama film yang dibuat memakan waktu dua tahun ini awalnya hanya untuk kekeluarga.
“Ternyata yang menikmati bukan hanya anak-anak, ibu-ibu tapi juga nenek-nenek, alhamdulillah bisa merangkul tiga generasi sekaligus, setiap golongan umur diwakili dengan tokoh-tokoh yang muncul dalam film ini ada opa yang mewakili generasi yang sudah tua, ada keluarga muda di wakili bang codet, begitu pula ada peran anak-anak,” ungkapnya.
Dia berharap mudah-mudahan bisa dinikmati oleh sebanyak-banyaknya keluarga muslim di indonesia dan bisa menjadi hiburan yang menginspirasi, ucapnya.
Film yang tayang mulai 26 Februari ini diaktori oleh Aisha Nurra Datau sebagai pemeran utama, Mike Lucoc, Cok Simbara, Raihan Khan, Neno Warisman dan disutradarai oleh Iqal Al-Fajri. (L/M07/P3)
Mi’raj Islamic News Agancy (MINA)