Den Haag, Belanda, 28 Jumadil Awwal 1436/19 Maret 2015 (MINA) – Rumah makan masakan Padang yang menyajikan makanan / minuman halal, tidak hanya ada di seluruh daerah di Indonesia tapi juga sudah “go international”, salah satunya rumah makan “Salero Minang” yang ada di Den Haag, Negeri Belanda.
Tidak sulit mencari resto masakan Indonesia di Negeri kincir angin tersebut, tapi beda halnya dengan salah satu masakan Padang yang memang sudah di kenal masyarakat luas ini hanya ada satu-satunya di Den Haag sendiri.
Dalam direktori yang disusun KBRI di Den Haag, di seluruh Belanda terdapat sekitar 2.000 tempat makan Indonesia, mulai dari restoran mewah, hingga warung sederhana.
Uni Rita asal Sumatera Barat pemilik restoran padang Salero Minang di Den Haag tersebut mengatakan kepada wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melalui via telephone, cukup banyak komunitas Indonesia di Negeri Belanda dan negara-negara jiran di sekitarnya, demikian juga masih banyak warga/keluarga Belanda dan warga non muslim, yang merindukan kuliner Indonesia.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Wanita yang selalu menonjolkan identitas muslimahnya di negara di mana Islam adalah minoritas itu mengatakan, ia tetap mempertahankan khas-nya masakan Padang termasuk harus halal dan toyibban, walaupun sebagai besar pelanggannya adalah non muslim.
“Alhamdulillah pengunjung selalu banyak sejak resto ini dibuka tiga tahun lalu,” kata Rita yang sudah tinggal 17 tahun di sana, walau harga makanan/minuman agak mahal, sesuai dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan biaya hidup. yang lebih tinggi di sana.
“Sebagai seorang muslim kita harus kuat dan percaya kepada Allah, Insya Allah akan dimudahkan,” paparnya.
Rita menjelaskan, sampai sekarang usaha yang saya bangun 3 tahun ini tetap mempertahankan kehalalan makanan meskipun mayoritas non muslim.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
“Saya memilih dengan teliti mulai dari bahan mentah, rempah yang saya olah, sampai memilih daging dan sayur-nya,” ungkapnya.
Muslimah yang anti dalam memasukan pepsin atau sejenis penyedap rasa lainnya ini menegaskan, berprinsip tetap mempertahankan makanan yang sehat dan jelas kehalalannya.
“Kita jualan enak tapi memasukkan penyedap makanan yang dapat merusak itu tidak baik, meskipun enak, tapi tidak sehat untuk apa ? Dan kita harus terus pempertahankan ajaran Islam dalam bisnis makanan/minuman ini walau mayoritas pelanggan adalah non muslim,” pungkasnya.
Rita melanjutkan, untuk harga bervariasi mulai dari 3,5 Euro kalau di Indonesia hampir setara dengan 50 ribu untuk satu porsi.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
“Ini karena menyesuaikan kehidupan di Den Haag sendiri, dan proses untuk mendirikan tempat ini pun butuh waktu yang lama,” ujarnya.
Restoran ini dibuka enam haru sepekan sedangkan Senin tutup sesuai ketentuan yang berlaku di daerah itu.
Uni Rita yang hidup bersama suami dan anak serta keluarga di Den Haag, mengatakan, saat ini sudah banyak yang mengenali restoran Salero Minang. “Malahan banyak pengunjung dari Indonesia yang juga menikmati hidangan restoran ini, tak hanya untuk makan/minum, tapi juga untuk silaturahmi dengan sesama warga Indonesia, karena resto ini juga sudah menjadi semacam tempat ngumpul orang Indonesia,” tuturnya. (L/P007/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza