Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

REVOLUSIONER DAN PEMERINTAH YAMAN ADAKAN PEMBICARAAN

Rudi Hendrik - Sabtu, 13 September 2014 - 15:47 WIB

Sabtu, 13 September 2014 - 15:47 WIB

731 Views

Ribuan demonstran di ibukota Sanaa, Yaman, shalab berjamaah di jalan (Gambar: Islamic Invitation Turkey)
Ribuan demonstran di ibukota <a href=

Sanaa, Yaman, shalab berjamaah di jalan (Gambar: Islamic Invitation Turkey)" width="300" height="168" /> Ribuan demonstran di ibukota Sanaa, Yaman, shalab berjamaah di jalan (Gambar: Islamic Invitation Turkey)

Sanaa, 18 Dzulqa’dah 1435/13 September 2014 (MINA) – Kelompok revolusioner Yaman dan pejabat pemerintah telah mengadakan pembicaraan dalam upaya mengakhiri kebuntuan di negara termiskin di dunia Arab itu.

Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Jamal Benomar, mengatakan pada hari Jumat (12/9) bahwa kedua belah pihak sepakat untuk bertemu lagi di ibukota Sana’a, bersama kehadirannya, Islamic Invitation Turkey yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

Benomar tiba di ibu kota sejak Kamis, sebagai bagian dari upaya untuk meraih kesepakatan antara kedua belah pihak yang berseteru.

Sementara itu, protes anti-pemerintah terus berlanjut di Sana’a.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Faris Al-Saqqaf, Penasehat Presiden Transisi Abdo Rabbu Mansour Hadi, menyatakan bahwa Presiden dan kelompok Houthi telah mencapai kesepakatan rekonsiliasi pada Rabu.

Al-Saqqaf mengatakan kepada media, kesepakatan belum secara resmi ditandatangani dan diumumkan.

Sejak 20 Agustus, kelompok Houthi telah menggelar unjuk rasa harian di Sana’a dengan puluhan ribu orang ikut ambil bagian di dalam dan luar ibu kota.

Gerakan Syiah Houthi Yaman mengambil namanya dari pemimpin dan pendiri kelompoknya, Hussein Badreddin Al-Houthi.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Gerakan Houthi memainkan peran kunci dalam revolusi populer yang memaksa mantan diktator Ali Abdullah Saleh untuk mundur.

Saleh yang memerintah Yaman selama 33 tahun, mengundurkan diri pada bulan Februari 2012 di bawah dukungan Amerika Serikat (AS), setelah demonstrasi jalanan dilakukan selama satu tahun menuntut kejatuhannya. (T/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Dunia Islam
Amerika
Dunia Islam
Palestina