Sanaa, 18 Dzulqa’dah 1435/13 September 2014 (MINA) – Kelompok revolusioner Yaman dan pejabat pemerintah telah mengadakan pembicaraan dalam upaya mengakhiri kebuntuan di negara termiskin di dunia Arab itu.
Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Jamal Benomar, mengatakan pada hari Jumat (12/9) bahwa kedua belah pihak sepakat untuk bertemu lagi di ibukota Sana’a, bersama kehadirannya, Islamic Invitation Turkey yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Benomar tiba di ibu kota sejak Kamis, sebagai bagian dari upaya untuk meraih kesepakatan antara kedua belah pihak yang berseteru.
Sementara itu, protes anti-pemerintah terus berlanjut di Sana’a.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Faris Al-Saqqaf, Penasehat Presiden Transisi Abdo Rabbu Mansour Hadi, menyatakan bahwa Presiden dan kelompok Houthi telah mencapai kesepakatan rekonsiliasi pada Rabu.
Al-Saqqaf mengatakan kepada media, kesepakatan belum secara resmi ditandatangani dan diumumkan.
Sejak 20 Agustus, kelompok Houthi telah menggelar unjuk rasa harian di Sana’a dengan puluhan ribu orang ikut ambil bagian di dalam dan luar ibu kota.
Gerakan Syiah Houthi Yaman mengambil namanya dari pemimpin dan pendiri kelompoknya, Hussein Badreddin Al-Houthi.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Gerakan Houthi memainkan peran kunci dalam revolusi populer yang memaksa mantan diktator Ali Abdullah Saleh untuk mundur.
Saleh yang memerintah Yaman selama 33 tahun, mengundurkan diri pada bulan Februari 2012 di bawah dukungan Amerika Serikat (AS), setelah demonstrasi jalanan dilakukan selama satu tahun menuntut kejatuhannya. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata