Jenewa, 23 Rabi’ul Awwal 1435/25 Januari 2014 (MINA) – Tim delegasi dari rezim dan oposisi Suriah sedang mencari titik temu dalam pembicaraan mereka di Jenewa, Sabtu, mengenai pemberlakuan gencatan senjata lokal dan pemberian jaminan bagi kelanncaran aliran bantuan kemanusiaan di negeri tersebut yang masih dilanda perang saudara.
Pertemuan di Jenewa itu sepenuhnya di bawah bimbingan mediator PBB, Lakhdar Brahimi, demikian dilaporkan Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Menurut dia, kedua pihak yang berseteru di Suriah berunding melalui perantara. Tapi juru bicara PBB Alessandra Vellucci mengatakan, mereka sekarang bertemu langsung, meskipun kedua belah pihak masih bersikeras, hanya bersedia berkomunikasi melalui Brahimi.Sejumlah pengamat memperkirakan, peluang untuk mencapai kesepakatan apa pun dalam perundingan Jenewa-II ini agaknya masih kecil.
Sebelumnya, proses perundingan terancam gagal pada hari Jumat, setelah delegasi rezim mengancam akan meninggalkan Konferensi Jenewa II itu jika tidak dimulai hari Sabtu. Sekarang mereka tampak menjadwalkan perundingan untuk jangka waktu seminggu lagi.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Setelah sesi pertama, anggota Dewan Koalisi Nasional Suriah, Anas Abdah mengatakan kepada wartawan bahwa pertemuan diadakan di “meja berbentuk U”.
“Delegasi duduk berhadapan satu sama lain, Brahimi dan stafnya di tengah,” katanya. “Kedua belah pihak memasuki dan meninggalkan ruangan melalui pintu terpisah.”
Abdah mengatakan pihaknya bernegosiasi sesuai prinsip-prinsip Konferensi Jenewa I, sebuah komunike yang dikeluarkan setelah konferensi pertama, Juni 2012, yang menyerukan pembentukan sebuah pemerintahan transisi tanpa kesertaan Presiden Suriah Bashar al-Assad saat ini.
“Brahimi mengatakan dengan jelas bahwa konferensi dan negosiasi ini bersifat politis dan tujuannya untuk menerapkan Jenewa I,” kata Abdah.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Dia mengatakan, Koalisi Nasional Suriah menetapkan, tiga sampai enam bulan sebagai “batas waktu” pembicaraan mereka.
Menurut Abdah, diskusi akan fokus tentang gencatan senjata yang mungkin dilakukan di kota Homs untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan mencapai warga Suriah yang membutuhkan di sana.
“Kami akan mengusulkan gencatan senjata mulai besok (Minggu-red),” kata Abdah.
Di sisi lain, mungkin akan ada peluang memperdebatkan kemungkinan perpanjangan gencatan senjata ke kota-kota lain, seperti Aleppo dan Damaskus.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Kedua pihak berharap, pembahasan tentang pemerintahan transisi bisa di mulai hari Senin atau Selasa.
“Kami akan tinggal di sini mungkin satu minggu, sampai hari Jumat. Setelah itu, mungkin ada satu minggu masa istirahat dan kami akan kembali lagi.” (T/P09/EO2/Mi’raj News).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Anda juga dapat mengakses berita-berita MINA melalui handphone.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan