﷽
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَن يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَىٰ فِي خَرَابِهَا ۚ أُولَٰئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَن يَدْخُلُوهَا إِلَّا خَائِفِينَ ۚ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ (البقرة [٢]: ١١٤)
“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.”(Q.S Al-Baqarah [2]:114)
Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
Ayat di atas merupakan ancaman keras bagi siapa saja yang menghambat seseorang yang memakmurkan masjid dan berusaha merobohkan atau menghancurkan masjid yang sudah ada.
Orang-orang yang berbuat demikian itu dikategorikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai manusia paling dzalim. Bagi mereka di dunia akan mendapatkan kehinaan yang tiada tara, sementara di akhirat akan ditimpa siksaan yang sangat berat.
Perwujudan ayat tersebut tampak dengan jelas dengan kedzaliman yang dilakukan oleh kaum Zionis sejak mereka menjajah bumi Palestina pada 1948 hingga saat ini. Sejak saat itu, mereka mendirikan Lembaga-lembaga khusus yang bertugas merobohkan masjid dan mengalih-fungsikan masjid, salah satunya adalah The Temple Institute atau Machon HaMikdash. Organisasi yang didirikan dan dipimpin Rabi Yisrael Ariel itu secara jelas memublikasikan tujuan mereka yaitu menggusur Masjid al-Aqsa dan Masjid Kubah Batu (the Dome of Rock), kemudian menggantinya dengan Sinagog (Kuil Ketiga).
Sampai saat ini lembaga itu telah menghancurkan lebih dari 1.200 masjid di seluruh Palestina, belum termasuk 75 masjid yang hancur dan 205 masjid rusak parah selama 51 hari perang Gaza Agustus 2014 lalu. Di antara masjid-masjid tersebut terdapat Masjid Al-Umari yang dibangun oleh sahabat Amr bin ‘Ash, 1.365 tahun yang lalu.
Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global
Ada pun masjid-masjid yang dialihfungsikan antara lain:
- Masjid Al-‘Afulah, dirubah menjadi sinagog (tempat ibadah agama yahudi),
- Masjid Kafrita, dirubah menjadi sinagog,
- Masjid Thairul Karmal, dirubah menjadi sinagog,
- Masjid Maqam Ya’kub, dirubah menjadi sinagog,
- Masjid Wadi Hanin, dirubah menjadi sinagog, dan dinamai Ghullat Yasrael,
- Masjid Al-Bashah, dirubah menjadi kandang kambing,
- Masjid Az-Zabib, dirubah menjadi gudang makanan,
- Masjid Ain Az-Zaitun, dirubah menjadi kandang sapi,
- Masjid Al-Ahmar, dirubah menjadi galeri kesenian,
- Masjid As-Suq, dirubah menjadi tempat pertunjukan/pameran lukisan dan foto,
- Masjid Al-Qalah, dirubah menjadi kantor pemerintah,
- Masjid Al-Khalisah, dirubah menjadi musium kota,
- Masjid Dar Al-Baidla Barat, dirubah menjadi kantor,
- Masjid Al-Barraj, dirubah menjadi tempat peretemuan mahasiswa zionis,
- Masjid Ain Khaudz, dirubah menjadi restoran dan tempat minum minuman keras,
- Masjid lama di Qaisar (pantai Haifa), dirubah menjadi kantor para arsitek,
- Masjid baru di Qaisar (pantai Haifa), dirubah menjadi restoran dan tempat minum minuman keras,
- Masjid Al-Hammah, ditutup dan digunakan untuk gudang makanan dan minuman keras,
- Masjid Al-Siksik, lantai bawah dirubah menjadi pabrik, dan lantai atas dirubah menjadi coffe shop dan tempat bermain judi dan night club,
- Masjid Al-Thabiyah, ditutup dan dijadikan rumah tinggal oleh salah satu keluarga nasrani,
- Masjid Al-Majdal, dirubah menjadi musium dan bagian lain dijadikan restoran dan tempat minum minuman keras,
- Masjid Al-Malihah, oleh salah seorang penduduk yahudi dipotong-potong, sebagian dijadikan rumah sedang atapnya dijadikan tempat begadang malam tetangganya,
- Masjid Al-kabir di Bir Sabu’, dikosongkan dan dijadikan museum,
- Masjid As-Shogir di Bir Sabu’, dirubah menjadi toko,
- Masjid Ibrahim di Hebron, dibagi menjadi dua, sebagian untuk Ibadah orang Islam, dan sebagian untuk ibadah orang Yahudi. Tidak setiap muslim Palestina dapat memasukinya dengan bebas, untuk memasukinya harus melalui pemeriksaan yang ketat, melewati pintu-pintu yang dilengkapi dengan detektor.
Penghancuran masjid akan terus berlangsung, mengingat rencana-rencana jahat kaum Zionis yang dapat kita simak dari ucapan tokoh-tokoh mereka antara lain:
- Theodore Hetzel
“Kalau bangsa Yahudi berhasil menguasai Al-Quds dan saya masih hidup serta mempunyai kemampuan, maka saya akan hapuskan semua hal di Al-Quds yang tidak ada hubungannya dengan bangsa Yahudi.”
- David Ben-Gurion
“Tanpa kepercayaan diri yang tinggi tidak mungkin bangsa Yahudi dapat bertahan hidup ribuan tahun di segenap penjuru bumi. Maka tidak ada artinya negara Israel tanpa Al-Quds, tidak ada artinya Al-Quds tanpa “Haikal Sulaiman.”
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
- Menachem Beghin
“Cita-cita generasi ini adalah mengembalikan “Haikal Sulaiman” dengan segera.” Setelah perang lebanon dia berkata, “saya telah pergi ke Lebanon untuk mendatangkan kayu Azar untuk membangun Haikal Sulaiman.”
- Yitzak Rabin
“Mimpi saya sepanjang masa tidak hanya berpartisipasi untuk merealisasikan berdirinya Israel tetapi mimpi saya adalah kembali ke Al-Quds dengan menjadikan “Dinding Ratapan” bagian yang tidak terpisahkan bagi bumi kaum yahudi.”
- Ehud Barack
“Pada waktu perjanjian Camp David dia berkata kepada Yasir Arafat “sesungguhnya Haikal Sulaiman itu ada di Bawah Masjid Al-Aqsha, Maka bangsa Israel tidak akan membiarkannya di bawah kekuasaan bangsa Palestina.”
- Benjamin Netanyahu
Netanyahu pernah memberikan hadiah kepada Uskup Yunani berupa sebuah replika Kota Al-Quds dari perak dengan menghapuskan Masjid Al-Aqsha sama sekali dari replika tersebut dan menggantinya dengan bangunan Haikal Sulaiman.
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina
- Ariel Sharon
“Al-Quds adalah milik bangsa Israel untuk selama-lamanya, saya akan menantang dunia yang menghalangi Al-Quds sebagai satu-satunya ibu kota negara Ibrani.”
Ketika memasuki Masjid Al-Aqsha dia berkata, “Ini adalah tempat terpenting bagi orang Yahudi. Kami tidak memiliki Mekah dan Madinah (seperti orang Islam -Pen-) dan Vatikan (seperti orang kristen -pen-), kami memiliki Haikal Sulaiman di tempat ini dan tidak seorang pun dapat menghalangi kami memasuki tempat ini kapan saja dan bagaimana pun caranya.”
- Ehud Olmert
“Kami tidak akan menyerahkan Haikal Sulaiman -Lokasi Masjid Al-Aqsha sekarang- kepada bangsa Palestina dalam bentuk dan cara apa pun.”
Demikianlah ucapan tokoh-tokoh Yahudi dalam upaya menghancurkan Masjid Al-Aqsha, akankah umat Islam diam, tanpa berbuat apa-apa?
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Kehancuran Bangsa Yahudi Masa Kini
Pakar tafsir kontemporer, Muhammad Ar-Rasyid bercerita, pada waktu negara Israel berdiri dan memproklamirkan kemerdekaannya pada 1948, ada seorang wanita Yahudi menangis dan masuk ke rumah keluarganya. Ketika ditanya, “Kenapa menangis, padahal orang Yahudi sedang bergembira dan merayakan kemerdekaan Israel?” Ia menjawab, “Bahwa dengan berdirinya negara Israel yang kedua adalah sebab adanya bani Israel yang akan dihancurkan dan dibinasakan.”
Tafsir analitik tentang kronologi kehancuran negara Israel memang terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Namun, yang pasti benar adalah bahwa apabila suatu bangsa yang tidak menjadikan tuntunan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai pedoman hidup, pasti akan hancur dan binasa. Ini adalah ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sementara itu kita lihat saat ini, bangsa Israel adalah salah satu bangsa yang tidak menjadikan tuntunan Allah sebagai pedoman hidup, bahkan mereka melecehkannya dengan melakukan berbagai macam kejahatan terhadap bangsa Palestina dan berusaha menghancurkan Masjid Al-Aqsha dan telah menghancurkan beberapa masjid seperti disebut di atas.
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
Pada ayat di atas (Al-Baqarah [2]: 144) Allah mengingatkan bahwa orang-orang yang menghalangi manusia beribadah di masjid dan berusaha merobohkannya pasti akan mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mendapat siksaan yang sangat berat.
Kehancuran negara Israel sudah sangat dekat. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa indikasi, sebagai berikut:
- Sebagai negera penjajah, Israel jelas kehilangan kemampuan melakukan peleburan denan bangsa lain di kawasan Timur Tengah.
- Israel mengalami ketimpangan demografi melawan pertumbuhan warga Arab.
- Dunia makin sadar tentang apa yang terjadi di Timur Tengah. Makin banyak negara yang mendukung perjuangan Palestina dan makin banyak yang anti Israel. Di Israel sendiri mulai muncul organisasi swasta yang anti Israel dan melawan penghancuran rumah warga Palestina dan pengungsian mereka.
- Menurunnya jumlah militer Israel sebab jumlah kelompok usia militer semakin tinggi.
- Israel mengalami masalah sosial dan politik yang krusial karena perpecahan dua partai besar Kadima dan Likud terus berlanjut.
- Kaum terpelajar sekuler dari Barat eksodus kembali dari Israel sehingga yang tersisa hanya kelompok ekstrim dalam politik dan agama yang saling mengkafirkan dan menghabisi.
Indikasi-indikasi di atas dipercayai oleh banyak pihak, bahkan oleh para pendukung Israel sendiri. Menurut laporan media, Henry Kissinger, mantan Menteri Luar Negeri AS yang berbangsa Yahudi setuju bahwa dalam waktu dekat Israel tidak akan ada lagi. The New York Post mengutip perkataan Kissinger: “Dalam 10 tahun tidak ada lagi Israel.”
Sementara kehinaan yang mereka terima merupakan hasil dari perbuatan mereka sendiri yang melakukan kerusakan di bumi hingga mereka hina dan nista. Tindakan kedzaliman yang paling besar adalah melarang manusia beribadah di masjid dan berusaha merusak dan menghancurkan masjid Al-Aqsa.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Saat ini, peringatan dari Allah sudah mulai tampak nyata. Masyarakat dunia menganggap Zionis Israel adalah bangsa yang berbahaya dan hina di mata mereka. Dalam kancah pergaulan internasional, mereka dikucilkan, ditolak keberadaannya dan mereka tidak sudi bekerja sama dengan Zionis, kecuali hanya beberapa negara saja yang menerima bantuan darinya atau yang punya kepentingan dengan negara Zionis itu. (A/P2/RS2)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam, tak Ada Jejak Yahudi Sedikit Pun