Jakarta, 22 Syawwal 1435/19/8/2014 (MINA) – Pemerintah Indonesia semakin agresif mempromosikan peluang investasi ke luar negeri guna menarik penanaman modal asing dan meningkatkan perdagangan dengan sejumlah negara sebagai salah satu solusi mengatasi defisit perdagangan yang kian melebar.
Dalam lawatan kenegaraan ke Arab Saudi belum lama ini misalnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempromosikan sendiri potensi bisnis dan investasi di Indonesia di hadapan para pengusaha di negara kaya minyak tersebut.
Dalam pertemuan dengan pebisnis Arab Saudi, Presiden menekankan tiga poin penting yaitu pertama, mengurangi defisit perdagangan antara ke dua negara akibat importasi minyak yang mencapai US$29 miliar.
Kedua, meningkatkan perdagangan terutama ekspor nonmigas dan ketiga, meningkatkan ketahanan pangan dan energi. Menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Arab Saudi merupakan pasar yang luar biasa potensial. Negara itu menguasai 35% pasar Timur Tengah.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Itulah mengapa Indonesia harus berusaha keras untuk ekspansi ke pasar Timteng melalui forum bisnis tersebut,” katanya sambil menambahkan bahwa Indonesia perlu lebih serius menggarap pasar Timteng termasuk Arab Saudi karena kondisi ekonomi global saat ini sedang mengalami perlambatan, khususnya di negara maju.
Pada 2012, pertumbuhan rata-rata ekonomi global terutama yang tergabung dalam OECD hanya tercatat 1,2%, sementara negara yang masuk dalam BRIC (Brasil, Rusia, India, China) mencapai 3,8%. Di tengah pencapaian itu, Indonesia mengalami pertumbuhan PDB 6,3%, sedangkan Arab Saudi meningkat 6%.
Dia menjelaskan dalam 20 tahun mendatang, ekonomi Indonesia tetap mengandalkan konsumsi domestik yang mencapai 65% dari total potensi ekonomi atau setara dengan US$36 triliun.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menambahkan, pemerintah Indonesia memberikan jaminan bahwa berbagai hambatan investasi terutama terkait dengan persoalan pembebasan lahan akan segera dituntaskan.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Bahkan, pemerintah tengah menyiapkan kebijakan pemberian fasilitas perpajakan kepada investor. Untuk investasi di atas US$10 miliar seperti yang dilakukan Saudi Aramco, katanya, Kementerian Keuangan kini sedang menyiapkan kebijakan pemberian insentif kepada perusahaan minyak Arab Saudi itu.
Isu seputar problem pembebasan lahan dan fasilitas yang di berikan pemerintah merupakan beberapa topik yang sempat mengemuka di forum bisnis tersebut. (IK/Merdeka.com)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon