Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan Massa ikut Aksi Solidaritas Bela Al-Aqsa dan Palestina di Depan Kedubes AS

Rana Setiawan - Jumat, 21 Mei 2021 - 16:32 WIB

Jumat, 21 Mei 2021 - 16:32 WIB

9 Views

Jakarta, MINA – Ribuan massa Aksi Solidaritas Bela Al-Aqsa dan Palestina menggelar aksi damai di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat siang (21/5).

Berdasarkan pantauan Kantor Berita MINA di lokasi. massa memadati halaman depan Kedubes AS untuk menyampaikan orasi pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina.

Pembina AWG Ustaz Wahyudi KS dan Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad didaulat ikut memberikan orasi dalam aksi tersebut.

Massa berdatangan dari gabungan kelompok organisasi kemanusiaan, OKP Islam, seperti Aqsa Working Group (AWG), MER-C, OIC Youth Indonesia, KAHMI, hingga Aksi Solidaritas Indonesia Untuk Kemerdekaan Palestina (Solid).

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Peserta mengenakan sejumlah atribut mulai dari sorban, peci yang melambangkan bendera Palestina dan bendera Indonesia.

Massa juga membawa dan mengibarkan panji-panji berupa bendera, baliho, hingga poster-poster yang berisi kecaman terhadap Israel.

Massa aksi mendesak PBB agar meminta pertanggungjawaban atas agresi dan eskalasi yang dilakukan Zionis-Israel terhadap Palestina dan memberikan sanksi atas kejahatan kemanusiaan yang mereka lakukan.

Gencatan senjata antara Palestina dan Israel yang dimediasi Mesir telah disepakati para fihak mulai Jumat (21/5) dinihari setelah aksi serang-menyerang selama 11 hari.

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Rangkaian aksi kekerasan dan agresi Zionis itu bermula pada 26 Ramadhan 1442/7 Mei 2021, setelah tentara Israel menyerang jamaah yang sedang shalat tarawih dan itikaf di Dome of The Rock dan Masjid Al-Qibli di dalam Kompleks Al-Aqsa Palestina dengan granat kejut, peluru karet dan gas air mata, selama tiga hari berturut-turut.

Para pemuda Palestina melakukan perlawanan dengan melempari tentara Israel menggunakan batu dan botol kaca. Lebih dari 200 jamaah tarawih terluka sehubungan dengan kekerasan dan tindakan brutal tentara Israel tersebut.

Kekhusyukan kaum Muslimin warga Palestina di Kota Al-Quds (Yerusalem) itu dalam menjalankan amaliyah ibadah sejak awal Ramadhan telah diusik tentara Israel dengan berbagai intimidasi dan provokasi: pelarangan adzan, pelarangan berbuka puasa (iftar) dalam komplek Al-Aqsa, perampasan makanan berbuka puasa dan tindakan provokatif lainnya.

Merespon serangan tersebut, Hamas, faksi Palestina yang memimpin Jalur Gaza, bersama gerakan perlawanan lainnya mengeluarkan sebuah ultimatum bahwa Israel punya waktu hingga pukul 6 sore (10 Mei 2021) untuk menarik pasukannya dari Masjid Al-Aqsa.

Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian

Tak lama setelah deadline ultimatum itu berakhir, Hamas bersama gerakan perlawanan di Gaza menembakkan sejumlah roket ke wilayah Israel. Israel membalas dengan melakukan serangan udara di Gaza.

Pesawat-pesawat tempur Israel telah membombardir puluhan situs di Jalur Gaza sejak Senin malam (10/5) setelah gerakan perlawanan Palestina menembakkan beberapa roket ke Israel dan wilayah pendudukan sebagai tanggapan atas serangan pasukan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem, terutama di Masjid Al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah.

Selain itu, Israel telah memperluas tanggapan mereka dengan melakukan serangan udara dari pesawat-pesawat tempurnya, serangan darat dari artirelinya, serta melalui laut dengan kapal perangnya, yang menargetkan puluhan objek sipil, wanita dan anak-anak, serta membombardir wilayah padat penduduk, yang termasuk kejahatan perang di bawah Statuta Roma.(L/R1/P1)

 

Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza

Mi’raj News Agency (MINA) 

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Khadijah
Indonesia
Indonesia
Indonesia