Tel Aviv, 1 Ramadan 1435/29 Juni 2014 (MINA) – Ribuan imigran Afrika di Israel melancarkan aksi protes di kamp penahanan Holot, dekat perbatasan Mesir menyuarakan kekecewaan mereka dengan kondisi kehidupan di kamp penahanan Israel.
Sebagian besar dari mereka adalah warga Eritrea dan Sudan, ikut ambil bagian dalam aksi protes mengutuk tindakan penjajah Israel yang tidak manusiawi, demikian laporan Press Tv dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Para demonstran juga menyerukan kepada masyarakat internasional dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) untuk memfasilitasi imigrasi mereka dalam memperjuangkan hak-haknya.
Sekitar 2.300 imigran berada di Holot. Para pengunjuk rasa mengatakan tempat ini “benar-benar penjara” meskipun para pejabat Israel menyebutnya sebagai “fasilitas terbuka.”
Baca Juga: Satu Tentara Israel Tewas, Lima Lainnya Luka-Luka di Jenin
Pada Desember 2013, parlemen Israel menyetujui peraturan yang memungkinkan para pekerja migran Afrika berada di penahanan tanpa pengadilan selama satu tahun.
Undang-undang juga memberikan Tel Aviv hak untuk mengirim “imigran gelap” ke kompleks yang disebut “fasilitas terbuka” sampai mereka dideportasi atau secara sukarela kembali ke kampung halaman mereka.
Pada Januari lalu, UNHCR mengatakan, peraturan imigrasi baru Israel melanggar hukum internasional karena mereka bisa menahan tanpa batas waktu .
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menjelaskan imigran asal Afrika sebagai “penyusup ilegal ” dan mengancam keamanan Israel.
Baca Juga: Agresi Pendudukan Israel di Tepi Barat Masih Berlanjut
Lebih dari 50.000 imigran Afrika, sebagian besar dari Sudan dan Eritrea, saat ini bekerja di wilayah penjajahan Israel dengan bergaji rendah. (T/P012)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sembilan Negara Bentuk ‘Kelompok Den Haag’ untuk Dukung Palestina