Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan Migran Ethiopia di Yaman Butuh Bantuan Ekstra untuk Pulang

Rudi Hendrik - Rabu, 8 September 2021 - 22:05 WIB

Rabu, 8 September 2021 - 22:05 WIB

5 Views

Pengungsi Ethiopia di Sanaa, ibu kota Yaman. (Mohammed Hamoud/Getty)

Sanaa, MINA – Hampir 5.000 orang Ethiopia yang terdampar di Yaman sedang menunggu kesempatan untuk pulang dengan selamat, ketika bahaya di Yaman meningkat karena konflik dan krisis COVID-19, pusat berita PBB melaporkan Rabu (8/9).

Pekan ini, sekitar 300 migran dijadwalkan berangkat dari Aden ke Addis Ababa, Ethiopia, dengan dua penerbangan Pengembalian Kemanusiaan Sukarela (VHR) yang dijalankan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Ahram Online melaporkan.

Organisasi menjadwalkan mempercepat pemulangan dengan mengoperasikan dua penerbangan per pekan hingga akhir tahun. IOM juga berencana memperluas VHR ke tempat lain seperti Ma’rib, tempat konflik berlanjut.

“Sejak awal pandemi, para migran di Yaman telah didorong lebih jauh ke dalam bayang-bayang,” kata John McCue, Wakil Kepala Misi IOM di Yaman.

Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20

“Kami meminta para donor untuk memberikan kontribusi yang lebih signifikan pada jalur kehidupan penting ini, yang memberi ribuan migran yang terdampar satu-satunya kesempatan bagi mereka untuk menyelamatkan diri dari situasi berbahaya dan pulang ke rumah,” kata McCue.

Diperkirakan 32.000 migran terdampar dalam kondisi mengerikan di negara itu, terutama di pusat-pusat transit perkotaan karena pembatasan mobilitas COVID-19 yang telah menghambat perjalanan mereka menuju Kerajaan Arab Saudi (KSA).

Pembatasan ini berarti bahwa jaringan penyelundupan di rute ini tidak lagi menguntungkan seperti dulu. Untuk menebus kerugian finansial, beberapa penyelundup mengadopsi cara alternatif untuk mengeksploitasi migran dan menghasilkan keuntungan.

Beberapa migran dipaksa untuk melunasi utang mereka di pertanian sementara, yang lain terkena kekerasan berbasis gender (GBV) dan penculikan untuk tebusan. Sebagian besar tidak memiliki akses kepada air, makanan, sanitasi dan perawatan kesehatan.

Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza   

Banyak migran menjadi semakin putus asa untuk bisa pulang ke rumah. Sejak Mei 2020, diperkirakan 18.200 orang migran di Yaman telah melakukan perjalanan pulang yang berbahaya melalui laut menuju Djibouti atau Somalia. Mereka menggunakan jaringan penyelundup yang sama ketika mereka menuju ke Semenanjung Arab.

Puluhan migran tenggelam tahun ini setelah kapal yang penuh sesak terbalik. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Indonesia
Amerika
Timur Tengah
Timur Tengah