Rakhine, 4 Dzulqo’dah 1435/30 Agustus 2014 (MINA) – Lebih dari 320.000 orang di bagian Rakhine masih menunggu bantuan kemanusiaan, setelah dua tahun terjadi kekerasan antara umat Buddha dan Muslim di Rakhine pada 2012.
Pierre Peron dilaporkan oleh Rohingya News Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) mengatakan, petugas advokasi dan informasi publik PBB di UNOCHA mengungkapkan bahwa mereka yang memerlukan bantuan termasuk warga etnis dan Muslim Rakhine.
Dia melaporkan bahwa jumlah staf kemanusiaan internasional di negara bagian Rakhine menurun tajam setelah serangan yang menargetkan, fasilitas PBB dan LSM pada Maret lalu, menyusul tuduhan adanya pilih kasih pelayanan kesehatan yang mendahulukan etnis Rohingya dibanding dengan etnis lainnya.
Namun demikian Médecins Sans Frontières (MSF) yang telah berkontribusi selama 22 tahun dengan memiliki lebih dari 500 staf di Rakhine belum mampu sepenuhnya melanjutkan kegiatan kemanusiaannya sejak mereka dihentikan oleh pemerintah pada Februari lalu.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Pemerintah negara bagian Rakhine mengumumkan pada Juli bahwa MSF dan bantuan kemanusiaan lainnya bisa kembali beroperasi di Rakhine dan meminta mereka untuk bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dalam proyek pembangunan, bantuan kemanusiaan, kesehatan dan pendidikan.
Menyambut undangan pemerintah, Marcel Langenbach, direktur operasi untuk MSF di Amsterdam mengatakan, “Kami berharap MSF dapat me-restart merawat pasien sesegera mungkin.”
Beberapa kelompok masyarakat Rakhine menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap pengembalian MSF dan masih harus dilihat apakah waktu dan modalitas untuk melanjutkan operasi.
U Than Tun, anggota dari Pusat Koordinasi Darurat (ECC) di Sittwe, mengatakan mereka memiliki bukti MSF memihak.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Kami tidak akan menentang MSF jika mereka hanya memberikan kesehatan.”
U Hla Thein, yang memimpin informasi pemerintah sub-komite negara bagian Rakhine, mengatakan diskusi pada waktu dan ruang lingkup kembalinya MSF untuk pekerjaan sedang berlangsung.
“Perdana menteri bagian Rakhine masih berusaha untuk terlibat dengan masyarakat Rakhine,” katanya.
Musim hujan ini masalah kesehatan lebih diintensifkan. PBB juga telah melaporkan peningkatan risiko penyakit yang dibawa air dan vektor, termasuk malaria dan demam berdarah. Dalam laporan tersebut juga menyebutkan bahwa hujan lebat dan banjir di beberapa daerah telah menghambat akses bagi tim kesehatan bagi sebagian masyarakat yang terisolasi.(T/P004/K09)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)