Yerusalem, MINA – Ribuan pemukim Yahudi melakukan ritual Sukkot di Masjidil Aqsa selama dua hari pertama perayaan Sukkot, di bawah perlindungan ketat dari pasukan pendudukan Israel.
Eskalasi tersebut digambarkan oleh para pengamat sebagai yang paling berbahaya dalam beberapa tahun terakhir, mencerminkan upaya untuk membangun realitas Yahudisasi baru di kompleks Al-Aqsa. Quds Press melaporkan, Rabu (8/10).
Para pemukim berkelompok masing-masing terdiri dari sekitar 75 orang, menurut keterangan saksi mata dari penjaga Al-Aqsa.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel, Itamar Ben-Gvir, yang ikut dalam ritual menyebut “Gunung Bait Suci,” merujuk pada Masjidil Aqsa, sebagai area potensial untuk meraih kemenangan setelah kegagalan di Gaza.
Baca Juga: Erdogan: Gaza Milik Palestina, Harus Diperintah oleh Palestina
Polisi pendudukan mengizinkan beberapa kelompok pemukim untuk hadir secara bersamaan di dalam halaman Al-Aqsa.
Sementara memberlakukan pembatasan ketat terhadap pergerakan jamaah umat Islam Palestina yang hendak masuk ke Al-Aqsa. Polisi juga mencegah penjaga Al-Aqsa memasuki halaman.
Jumlah jamaah di dalam masjid selama penyerbuan dibatasi hingga sekitar 60 orang, terkonsentrasi di ruang salat Kubah Batu dan ruang shalat al-Qibli. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kiper Gaza: Kini Saya Membawa Air, Menebang Kayu, Merawat Ayah