SURIAH-DI-YORDANIA-300x197.jpg" alt="suriah/">Pengungsi Suriah di Yordania. (Foto: dok. Petra.gov.jo)" width="300" height="197" /> suriah/">Pengungsi Suriah di Yordania. (Foto: dok. Petra.gov.jo)
Amman, 23 Dzulhijjah 1436/7 Oktober 2015 (MINA) – LSM Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) yang bekerja di Norwegia mengumumkan, terjadi peningkatan jumlah suriah/">pengungsi Suriah yang kembali ke negaranya yang masih dilanda perang.
Pengumuman Selasa (6/10) mengungkapkan, pemotongan bantuan terhadap pengungsi di kamp penampungan Yordania menjadi alasan utama sekitar 4.000 suriah/">pengungsi Suriah pulang ke negerinya sejak Agustus lalu.
Pulangnya pengungsi menjadi tren seiring penurunan tajam bantuan makanan, di mana sekitar 229.000 sudah hidup dalam kemiskinan di Yordania.
“Situasi bagi suriah/">pengungsi Suriah di Yordania telah menjadi semakin genting, termasuk pemotongan bantuan kemanusiaan dan tantangan dalam memperoleh pelayanan dasar,” kata Catherine Osborn, Penasihat Perlindungan NRC di Yordania, kepada The Jerusalem Post yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Yaman Tembak Jatuh 7 Pesawat Nirawak Reaper Senilai $200 Juta dalam 6 Pekan
Sementara Pemerintah Yordania, kat Osborn, seperti semua negara di kawasan itu, telah menyerukan peningkatan dukungan kepada para pengungsi sehingga bisa menanganinya lebih baik.
“Lebih10% dari penduduk Yordania adalah suriah/">pengungsi Suriah. Jordan membutuhkan dukungan dari masyarakat internasional untuk memenuhi bantuan tingkat dasar,” katanya.
Menurut Osborn, 86 persen dari suriah/">pengungsi Suriah di Yordania hidup dari bantuan masyarakat setempat dan memperoleh kurang dari AS $ 95 per orang per bulan.
“Mereka tidak mampu menempatkan atap di atas kepala atau makanan di meja mereka,” tambahnya.
Baca Juga: Serangan Udara AS Hantam Sanaa, Ma’rib, dan Hodeidah di Yaman
Sementara Direktur NRC di Yordania, Petr Kostohryz menyebut kecenderungan pengungsi untuk pulang kampung itu adalah hal yang mengkhawatirkan.
“Ini adalah sangat mengkhawatirkan, menunjukkan betapa sulitnya situasi ini bagi banyak keluarga di negara-negara tetangga Suriah,” kata Kostohryz.
“Banyak keluarga melihat ada alternatif lain selain kembali ke Suriah yang dilanda perang, dengan risiko keamanan yang parah, memerlukan perjalanan berbahaya di Laut Mediterania. Ini bukan pilihan, tapi upaya putus asa untuk melindungi keluarga mereka,” katanya.
Lebih empat juta warga Suriah telah melarikan diri ke negara-negara tetangga dan terdaftar oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB. (T/P001/P2)
Baca Juga: Perundingan Putaran Kedua Iran-AS di Roma Akan Dimediasi oleh Menlu Oman
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Badan Nuklir IAEA Diminta Netral dalam Perundingan Teheran-Washington