Utrecht, MINA – Ribuan warga pengunjuk rasa melakukan demonstrasi duduk di stasiun-stasiun kereta api (KA) utama di seluruh Belanda pada Kamis (18/1) malam sebagai solidaritas terhadap Palestina, menyatakan dukungan mereka terhadap gencatan senjata di Jalur Gaza.
Para pengunjuk rasa berkumpul di stasiun kereta api pusat di kota Utrecht, Belanda sambil membawa bendera Palestina dan memegang poster bertuliskan “Hentikan pemboman terhadap anak-anak dan rumah sakit”, “Keadilan untuk Palestina”, dan “Gencatan Senjata sekarang”.
Mereka menyatakan ketidakpuasannya terhadap pemerintah Belanda dan menuduh pemerintah tersebut mendukung tindakan kejahatan Israel di wilayah Palestina.
“Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti “Dari sungai ke laut, Palestina akan merdeka,” “Gaza jangan menangis, Palestina tidak akan pernah mati,” dan “Malu Belanda, tanganmu berdarah.” situasi di Gaza dan menarik perhatian publik,” kata Anadolu Agency melaporkan.
Baca Juga: Amnesty International Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Usai aksi duduk, mereka berbaris sebentar di depan gedung kota sebelum mengakhiri demonstrasi.
Salah satu penyelenggara, Leonie van Bruggen, mengatakan bahwa aksi duduk tersebut bertujuan untuk menyerukan gencatan senjata dan menginformasikan kepada masyarakat tentang peristiwa yang terjadi di Gaza.
“Awalnya, situasi ini tercermin di media, terutama dari sudut pandang Israel. Kini perhatian terhadap situasi di Palestina semakin meningkat, dan semakin banyak orang yang bergabung dengan gerakan ini,” kata Van Bruggen.
Mengekspresikan tekadnya, Van Bruggen mengatakan protes akan terus berlanjut sampai terjadi perubahan nyata.
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah
Dia menyerukan kepada pemerintah Belanda untuk secara aktif mengupayakan gencatan senjata dan mengambil sikap yang lebih kritis terhadap konflik tersebut.
Gus Ootjers, yang berasal dari latar belakang Yahudi, bergabung dalam protes tersebut, menyoroti kejadian di Gaza yang menyedihkan.
Ootjers menekankan bahwa penderitaan di wilayah tersebut telah berlangsung selama lebih dari satu abad dan perlu diakhiri.
“Belanda mengawasi, Jerman mengawasi, AS mengawasi. Rakyat bisa mencegah pemerintah kita memberikan senjata dan dukungan, dan hanya bersama-sama kita bisa menghentikan hal ini,” katanya, menggarisbawahi peran negara-negara Barat dalam mempengaruhi tindakan Israel di Palestina.
Baca Juga: Bayi Yesus dengan Keffiyeh, Adegan Kelahiran Bersejarah di Vatikan
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.
Sementara Israel melalukan pengemboman melalui serangan udara dan darat secara brutal di Jalur Gaza menyebabkan setidaknya 24.620 warga Palestina terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 61.830 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Jalur Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur akibat pengemboman yang masih berlangsung, menurut PBB.(T/R5/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Penjajah Israel Nyatakan Suriah sebagai Front Pertempuran Keempat