Aljir, MINA – Ribuan orang berdemonstrasi di Aljazair pada Jumat (12/3), menolak pemilu legislatif awal yang diumumkan sehari sebelumnya, demonstrasi pekanan itu diprakarsai oleh gerakan pro-demokrasi Hirak yang bangkit kembali mendapatkan momentum.
Para pengunjuk rasa menentang larangan pertemuan untuk berkumpul dari berbagai bagian ibu kota terkait virus Corona. Massa berkumpul di kantor pos pusat, titik kumpul simbol gerakan Hirak, Nahar Net melaporkan.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan seperti “Jangan ada pemilu dengan geng mafia” dan “sipil bukan negara militer”, dua slogan kunci Hirak.
Presiden Abdelmadjid Tebboune pada Kamis (11/3) mengeluarkan keputusan yang menetapkan 12 Juni menjadi hari pemilu legislatif awal, setelah membubarkan parlemen bulan lalu.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
“Untuk melindungi dirinya sendiri, sistem mengatakan: legislatif (pemilu),” bunyi salah satu poster.
Gerakan Hirak pecah pada Februari 2019 karena kemarahan atas tawaran presiden saat itu Abdelaziz Bouteflika untuk masa jabatan kelima.
Bouteflika yang sedang sakit itu terpaksa mundur beberapa pekan kemudian, tetapi gerakan itu berlanjut dengan demonstrasi, menuntut perombakan sistem pemerintahan sejak Aljazair merdeka dari Prancis pada tahun 1962.
Sejak ulang tahun keduanya pada 22 Februari, Hirak telah memulai kembali protes pekanan pada Jumat. Aksi protes ditangguhkan selama hampir satu tahun karena pandemi.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Sistem yang sama masih berlaku. Kami tidak akan memberikan suara pada 12 Juni,” kata M’Hamed, seorang penjaga toko berusia 50 tahun.
Orang-orang juga turun ke jalan di bagian lain negara itu, termasuk di barat laut Oran, Tizi Ouzou tengah dan Annaba timur. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)