Tel Aviv, MINA – Ribuan warga Israel melakukan aksi demonstrasi di pusat Kota Tel Aviv pada Sabtu (9/12) malam dalam reli yang disebut “March of Shame” sebagai protes atas dugaan korupsi di pemerintahan Israel.
Peserta aksi meneriakkan “Bibi pulang ke rumah”, yang menyebut nama sapaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berada di bawah penyelidikan polisi karena dugaan berbagai pelanggaran korupsi.
Sekutu dekatnya dari parlemen, David Bitan, ketua parlemen koalisi yang berkuasa, juga dipecat dengan tuduhan penyuapan dan berkaitan dengan kejahatan terorganisir selama menjabat sebagai wakil walikota Rishon Lezion, dekat Tel Aviv.
Daily Sabah yang dikutip MINA melaporkan, polisi Israel menutup daerah Boulevard Rothschild dan sejumlah jalan utama di sekitarnya untuk pengamanan dan memantau kehadiran para peserta aksi.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Aksi protes tersebut mengecam dan menuntut adanya tindakan atas pelanggaran Netanyahu dan beberapa demonstran mengenakan kaos dengan slogan “Tidak benar, tidak kiri, lurus” dalam bahasa Ibrani.
Surat kabar Haaretz memperkirakan jumlah peserta aksi sekitar 10.000 orang, sejumlah aksi serupa sebelumnya yang mencapai puluhan ribu.
Para komentator media memperkirakan bahwa jumlah aksi kali ini lebih sedikit dari sebelumnya, karena popularitas Netanyahu meningkat oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pengakuan kontroversial tersebut, bagaimanapun, memicu sebuah reaksi diplomatik di seluruh dunia.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Netanyahu dicurigai telah menerima hadiah mewah dari orang-orang kaya termasuk pengusaha Israel dan produser Hollywood Arnon Milchan, yang juga telah diinterogasi.
Milchan, seorang teman lama Netanyahu, dilaporkan mengirimkan kotak cerutu mahal dan barang-barang berharga lainnya senilai puluhan ribu dolar.
Netanyahu juga telah dimintai keterangannya mengenai sebuah kesepakatan rahasia yang dia dituduh meminta liputan menguntungkan dengan penerbit harian Israel terlaris Yediot Aharonot.
Netanyahu secara konsisten membantah melakukan kesalahan dan mengatakan bahwa dia telah menjadi target sebuah kampanye oleh lawan-lawan politiknya. (T/B05/RI-1)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)