Tripoli, MINA – Ribuan warga Libya di beberapa kota besar seperti Tajoura, Bani Walid, Al-Zawiya, dan ibu kota Tripoli, Ahad (12/1), turun ke jalan melakukan demontrasi protes menolak segala upaya untuk mengadakan normalisasi hubungan negaranya dengan Israel.
Para demonstran mengecam pernyataan pemerintah baru-baru ini, dan menuntut akuntabilitas kedaulatan nasional. MEMO melaporkannya.
Para demonstran di Tripoli memblokir Jalan Bivi yang menghubungkan ibu kota ke timur, membakar ban dan mendirikan penghalang, yang menyebabkan gangguan lalu lintas.
Demonstrasi serupa meletus di Misrata, kota kelahiran Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibeh, dengan warga berbaris melalui alun-alun utama, mengecam sikap pemerintah.
Baca Juga: Indonesia Resmi akan Berangkatkan 221 Ribu Jamaah Haji 2025
Aksi demo muncul itu menyusul pengakuan mantan Menteri Luar Negeri Najla Al-Mangoush dalam wawancara di televisi bahwa pertemuannya yang kontroversial dengan mantan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen pada Agustus 2023 telah diatur sebelumnya oleh pemerintah Tripoli.
Dalam wawancara yang disiarkan oleh platform 360 Al Jazeera, Al-Mangoush mengatakan bahwa pertemuan itu terjadi setelah “kontak dan koordinasi antara pihak Israel dan Pemerintah Persatuan Nasional.”
Al-Mangoush menambahkan, “Saya bukan pihak yang mengatur agenda pertemuan itu. Pemerintah yang mengaturnya dan saya yang menyampaikan pesannya.”
Pertemuan antara Mangoush dan Cohen adalah yang pertama bagi kedua negara, karena Libya tidak memiliki hubungan formal dengan Israel dan tidak mengakuinya.
Baca Juga: Ricuh Nasi Jumat Gratis di Masjid Umayyah Damaskus, Empat Orang Meninggal
Al-Mangoush membela tindakannya, dengan menyatakan bahwa diskusi difokuskan pada keamanan dan sumber daya negara Afrika Utara tersebut, bukan normalisasi.
Ia juga menyatakan solidaritasnya dengan Palestina selama pertemuan tersebut, dengan menyatakan: “Saya memberi tahu Cohen tentang sudut pandang rakyat Libya dan perasaan kami dalam mendukung Palestina dan menolak kebijakan pemerintah Israel.”
Pemerintah Perdana Menteri Dbeibeh telah menghadapi kritik yang semakin meningkat, dengan para pengunjuk rasa menuduhnya mengkhianati sikap lama Libya terhadap Zionisme dan negara pendudukan.
Meskipun Dbeibeh untuk sementara menangguhkan Al-Mangoush dan menolak dukungan untuk normalisasi, ia telah mengabaikan protes tersebut, dengan mengklaim bahwa lawan-lawannya memanipulasi sentimen publik.[]
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Kecam Genosida Zionis
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Yaman Demo Dukung Gaza