Antananarivo, MINA – Sedikitnya seribu warga Madagaskar turun ke jalan-jalan ibu kota Antananarivo pada Kamis (9/10), menuntut pengunduran diri Presiden Andry Rajoelina di tengah meningkatnya gejolak sosial di negara kepulauan tersebut.
Menurut laporan media lokal yang dikutip Anadolu, sekitar 1.000 pengunjuk rasa yang tergabung dalam koalisi mahasiswa dan pemuda “Gen Z Madagascar” memulai aksi dengan menyuarakan kekecewaan atas pemadaman listrik dan air yang kerap terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, unjuk rasa itu dengan cepat berkembang menjadi tuntutan politik agar Rajoelina mengundurkan diri dari jabatannya. Langkah presiden membubarkan kabinet dan menunjuk sejumlah menteri baru tidak mampu meredakan kemarahan publik.
Pasukan keamanan menembakkan gas air mata, granat kejut, dan peluru karet untuk membubarkan massa yang berkumpul di pusat kota. Bentrokan sempat terjadi antara demonstran dan aparat, namun situasi kemudian berangsur terkendali.
Baca Juga: Aktivis Brasil Tegaskan Armada Bantuan Gaza akan Berlanjut Meski Ada Gencatan Senjata
Sehari sebelum aksi, Presiden Rajoelina menuduh kelompok oposisi berupaya menghancurkan negara dan berjanji di hadapan publik di istana kepresidenan bahwa dirinya akan mengubah nasib bangsa dalam waktu satu tahun.
Sementara itu, para pengacara pengunjuk rasa mengatakan kepada wartawan bahwa 28 klien mereka telah dirujuk ke kantor kejaksaan untuk menghadapi dakwaan resmi.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laporan Baru Ungkap AS Biayai Serangan Israel ke Gaza Hingga Iran