Bamako, MINA – Ribuan warga berunjuk rasa di ibukota Mali, Bamako, untuk memprotes kegagalan Presiden Ibrahim Boubacar Keita dalam mencegah gelombang kekerasan antar masyarakat di pusat negara itu.
Demonstrasi pada hari Jumat, 5 April, diikuti oleh para pemimpin agama Islam, partai-partai oposisi dan kelompok-kelompok masyarakat sipil, termasuk organisasi yang mewakili komunitas Fulani yang mayoritas Muslim.
Seperti disebutkan Al Jazeera, sekitar 15.000 orang ambil bagian dalam pawai dan upacara doa massal, dua pekan setelah pembantaian terhadap 153 orang di desa Fulani di Ogossagou, dekat kota Mopti di Mali tengah.
Pembunuhan di Ogossagou, yang membuat tubuh wanita dan anak-anak hangus terbakar di rumah mereka, mengejutkan masyarakat yang semakin frustrasi dengan kegagalan pasukan pemerintah untuk melindungi mereka dari serangan kelompok bersenjata dan pembalasan etnis.
Baca Juga: DK PBB Kecam Serangan Pasukan Dukungan Cepat Paramiliter di El-Fasher, Sudan
Pembantaian 23 Maret itu diduga dilakukan oleh anggota kelompok etnis Dogon, komunitas berburu, dengan sejarah panjang ketegangan dengan Fulani.
Presiden Keita sebelumnya telah merespons dengan memecat dan mengganti dua jenderal dan membubarkan kelompok main hakim sendiri tersebut. (T/RS2/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Krisis Wajib Militer Ukraina Sebabkan 100.000 Pemuda Melarikan Diri Dalam 2 Bulan
 




 
 
															 
								 








 
															 
															 
															 
															 
															 
															 
 
 
															 
															 
															 
															 
															



 
															 Mina Indonesia
Mina Indonesia Mina Arabic
 Mina Arabic Mina Sport
 Mina Sport Mina Preneur
 Mina Preneur