Al-Quds, 15 Muharram 1437/28 Oktober 2015 ((MINA) – Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki membantah sejumlah laporan media yang mengklaim kesepakatan telah dicapai untuk melanjutkan pembicaraan damai dengan Israel awal tahun depan.
Dalam pernyataan yang disampaikannya di Radio Palestina, Selasa (27/10) pagi waktu setempat, Riyad Al-Maliki menjelaskan, laporan tersebut “tidak benar”.
Dia menegaskan posisi Palestina mengenai dimulainya kembali pembicaraan sudah jelas dan telah disampaikan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pidatonya saat Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini, demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
Al-Maliki menyatakan, syarat untuk dimulainya kembali pembicaraan damai antara lain pembebasan kloter keempat dari tahanan veteran Palestina dan bagi Israel untuk menghentikan semua pembangunan permukiman, serta berkomitmen pembicaraan damai guna memimpin jelas pembentukan negara Palestina merdeka.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Sementara itu, saat bentrokan terjadi semakin sengit saat pembangunan permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat dan Al-Quds semakin meluas.
Pengamat urusan permukiman ilegal, Khalid Maalih menegaskan, Israel memanfaatkan situasi Intifadhah Al-Quds dan aksi massa di jalan-jalan untuk memperluas pembangunan pemukiman dan menambah jumlah pemukim Yahudi di Tepi Barat.
Percepatan pemukiman ini dilakukan dengan di luar pengamatan media massa dan diam-diam yang sibuk meliput peristiwa konfrontasi dan bentrokan-bentrokan di Al-Quds dan Tepi Barat.
Maalih mengatakan kepada Quds Press, penyebab terkuat yang mendorong Netanyahu mempercepat permukiman ilegal ekstrimis Yahudi karena krisis yang dihadapi pemerintahannya dalam menghadapi aksi serangan individual dan aksi massa Palestina.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Maalih menegaskan, Netanyahu berusaha mengelabui Rakyat Palestina bahwa Intifadhah tak berpengaruh kepada proses pembangunan perluasan permukiman ilegal Yahudi. Padahal, nyatanya proses pembangunan permukiman dan warga pemukim ilegal ekstrimis Yahudi terpengaruh oleh aksi Intifadhah.
Menurutnya, di awal Intifadhah meletus perluasan pemukiman hampir terhenti. Israel mempercepat permukiman dalam rangka menghilangkan rasa ketakutan yang dialami warga Yahudi.(T/P002/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza