Riyadh, MINA – Menteri Kebudayaan Saudi, Pangeran Badr bin Abdullah bin Farhan, mengumumkan masuknya Riyadh dan Madinah ke dalam Jaringan Kota Kreatif UNESCO.
Riyadh masuk dalam kategori desain, sementara Madinah mendapatkan pengakuan untuk kuliner, yang melanjutkan peningkatan representasi Arab Saudi di antara kota-kota paling kreatif dan inovatif di dunia. Demikian dikutip dari Saudi Gazette, Ahad (2/11).
Pengumuman ini menyusul persetujuan UNESCO atas hasil evaluasi 2025, yang secara resmi menambahkan kedua kota Saudi tersebut ke dalam jaringan global yang merayakan kota-kota yang memanfaatkan kreativitas, sebagai pendorong pembangunan perkotaan dan budaya berkelanjutan.
Nominasi ini menunjukkan lanskap desain Riyadh yang dinamis, mencakup arsitektur, perkotaan, industri, interior, produk, dan desain digital, yang mencerminkan posisinya yang terus berkembang sebagai pusat inovasi regional.
Baca Juga: Warga Gaza Kirimkan Pesan solidaritas untuk Rakyat Sudan
Dr. Sumaya Al-Sulaiman, CEO Komisi Arsitektur dan Desain, menyebut hal ini sebagai langkah bersejarah yang mencerminkan ambisi Kerajaan untuk menjadikan Riyadh model global dalam memanfaatkan kreativitas untuk pembangunan perkotaan dan budaya.
Al-Sulaiman menambahkan Komisi bertujuan untuk memperkuat posisi Riyadh sebagai ibu kota desain global, menginspirasi kota-kota lain melalui inisiatif yang mendukung praktik kreatif, memperkuat kolaborasi publik-swasta-akademisi, dan memberdayakan para desainer Saudi untuk memainkan peran utama dalam mencapai tujuan Visi 2030.
UNESCO juga mengumumkan pencantuman Madinah sebagai Kota Kreatif Gastronomi, kota kedua di Arab Saudi yang diakui di bidang ini setelah Buraidah.
Pendaftaran ini dipimpin oleh Komisi Seni Kuliner bekerja sama dengan Otoritas Pengembangan Wilayah Madinah, Komite Nasional untuk Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan, serta jaringan entitas publik, swasta, dan nirlaba.
Baca Juga: Delegasi IMC Sukabumi Raih Juara II Debat Bahasa Arab Asia 2025 di Oman
Warisan kuliner Madinah mencerminkan peran historisnya sebagai persimpangan budaya dan jalur perdagangan.
Kota ini dikenal dengan tanah vulkaniknya yang subur, beragam produk pertanian, dan hidangan tradisional yang diwariskan turun-temurun.
Pengakuan ini menyoroti posisi Madinah sebagai pusat keragaman budaya dan inovasi kuliner, membuka peluang baru bagi kerja sama internasional dan pembangunan lokal yang berkelanjutan.
Madinah merupakan rumah bagi pasar kuliner pertama di Arab Saudi, Souq Al-Tabbakhah, yang mendukung kemitraan antara koki lokal dan bisnis swasta untuk mengembangkan industri makanan kota sambil tetap menjaga keasliannya.
Baca Juga: El-Fasher Sudan Dilanda Krisis, Lebih dari 60 Ribu Warga Mengungsi dalam Empat Hari
Kota ini juga fokus pada dokumenasi resep tradisional, pengurangan limbah makanan, dan pemberdayaan wirausaha di bidang gastronomi.
Arab Saudi kini memiliki lima kota dalam Jaringan Kota Kreatif UNESCO: Al-Ahsa (2015) untuk kerajinan dan seni rakyat, Buraidah (2021) untuk seni kuliner, Taif (2024) untuk sastra, Riyadh (2025) untuk desain, Madinah (2025) untuk seni kuliner
Jaringan Kota Kreatif UNESCO, yang didirikan pada tahun 2004, mencakup 350 kota di lebih dari 100 negara, di delapan bidang: kerajinan dan seni rakyat, desain, film, gastronomi, sastra, seni media, musik, dan arsitektur.
Jaringan ini mendorong kolaborasi global, pertukaran pengetahuan, dan integrasi budaya dan kreativitas ke dalam pembangunan perkotaan berkelanjutan. []
Baca Juga: Langkah Berani Maladewa, Generasi Muda Dilarang Merokok Seumur Hidup
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic