Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rocky Gerung: Pengganggu Anies Harus Siap Gigit Jari

Rana Setiawan - Kamis, 6 Oktober 2022 - 01:04 WIB

Kamis, 6 Oktober 2022 - 01:04 WIB

3 Views

Jakarta, MINA – Pengamat politik Rocky Gerung meyakini  Anies Baswedan, yang telah resmi dideklarasikan menjadi capres NasDem pada 2024, bakal terus mengalami gangguan yang disengaja untuk menghambat pencapresannya pada Pilpres 2024.

Namun, lanjut dia, para pengganggu harus siap gigit jari karena serangan yang dilancarkan sama saja dengan memberi panggung politik gratis bagi Anies yang akan mengakhiri masa jaatan sebagai Gubernur DKI Jakarta pertengahan bulan ini.

Salah satu gangguan Anies paling kentara terlihat dari penyelidikan Formula E oleh KPK. Dengan satir Rocky menganggap gangguan yang dialami Anies buntut dari kekonyolan konstitusi kita yang memberlakukan syarat ambang batas mengusung pasangan calon presiden-wakil presiden.

“Kalau hanya possibility kan pasti Anies diganggu terus, justru gangguan itu dapat menjadi panggung bagi Anies. Jadi ada panggung gratis yang disediakan oleh kekonyolan konstitusi ini. Kalau kayak begitu, saya ingin dia (Anies) dipanggil oleh KPK terus, agar dia ceramah di situ,” seloroh Rocky dalam diskusi yang digelar Inilah.com, di Petra Restaurant, Mahakam, Jakarta Selatan, Rabu (5/10).

Baca Juga: Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi, Mendikdasmen Abdul Mu’ti Tekankan Peningkatan Kompetensi dan Nilai Budaya

Rocky mengaku tidak menyoalkan Anies menjadi capres. Sebab terdapat persoalan genting yang menurutnya lebih penting untuk diperjuangkan yakni, syarat ambang batas 0 persen.

“Yang saya peduli syarat fundamental 0 persen. Kalo Anies menang karena enggak bertanding di 20 persen kenapa koalisi? Kenapa terpaksa lewat NasDem? Bagi seorang aktivis, soalnya bukan di art of possible, tapi the art of taking impossible,” sambungnya.

Sementara pada kesempatan yang sama, Founder sekaligus CEO Polmark Indonesia Eep Saefullah Fatah menyebut, tidak ada negara demokrasi yang tidak ada andil oligarki di dalamnya, tetapi Anies Baswedan memiliki peluang untuk tidak menjadi boneka oligarki yang menjadi perbedaan mendasar antara Anies dengan pemimpin yang ada.

“Jokowi sudah merupakan pekerja partai sejak menjadi wali kota, bukan ketika jadi presiden. Sedangkan Anies berhasil tidak menjadi pekerja partai selama lima tahun berturut-turut,” tegas Eep.

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa

Ia juga menyinggung sosok Anies akan menjadi pemimpin yang berhasil jika Anies mampu mengendalikan para oligarki tersebut.

Diskusi tersebut juga dihadiri Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) Zulfan Lindan , Ketua GP Mania Imanuel Ebenzer, Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho, dan Pengamat Politik Tjipta Lesmana.(L/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia