Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rofi Munawar : Kontraproduktif Bila Trump Akui Yerusalem Ibukota Israel

Hasanatun Aliyah - Selasa, 5 Desember 2017 - 01:26 WIB

Selasa, 5 Desember 2017 - 01:26 WIB

150 Views

Anggota Komisi VII Rofi Munawar. (Foto: Rofi Munawar)

Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Rofi Munawar. (Foto: Rofi Munawar)

Jakarta, MINA –  Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Rofi Munawar menyatakan akan sangat kontraproduktif dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel, apabila Presiden AS Donald Trump memutuskan mendukung Jerusalem sebagai ibukota Israel dan Kedubes AS dipindahkan ke kota itu.

Namun berita-berita terakhir yang dihimpun MINA kembali menegaskan Trump belum memutuskan memindahkan Kedubes AS ke Yerusalem, sebab ia ingin mengsukseskan mediasi yang sedang dilakukannya membawa Israel dan Palestina ke meja perundingan untuk mencapai perdamaian.

Lebih lanjut Rofi Munawar mengatakan,  peminhdahan ibukota Israel ke Yerusalam, selain bertentangan dengan resolusi internasional, hal itu juga memicu ketegangan  di Timur Tengah.

.”Memindahkan ibukota Israel ke Yerusalem sesungguhnya akan semakin meningkatkan konflik dan ketegangan yang berkepanjangan di Timur Tengah. Hal ini karena Yerusalem merupakan salah satu epicentrum perjuangan utama bangsa Palestina, karena di sana ada Al Quds,” kata Rofi dalam keterangan persnya, Senin (4/12).

Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”

Lebih lanjut ia memaparkan, rencana menetapkan ibukota tersebut, bersamaan dengan relokasi Kedutaan Besar AS merupakan salah satu janji kampanye Trump saat pemilihan Presiden. “Trump  selama ini telah secara jelas menjadikan Yerusalem dan Palestina sebagai komoditas kampanye dalam pemilihan presiden, hal ini dilakukan sebagai cara mencari dukungan dari kalangan Yahudi,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan sejumlah alasan mengapa Yerusalem tidak bisa dijadikan ibukota oleh israel, diantaranya resolusi yang telah dikeluarkan oleh Komite Warisan Budaya Organisasi Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) yang memutuskan hilangnya kedaulatan Israel atas Kota Al-Quds (Yerusalem) yang diduduki. Selain itu, bagi umat Islam keberadaan Yerusalem memiliki sejarah panjang dalam proses perjuangan melawan Israel.

“Komunitas internasional dan PBB harus bersikap tegas terhadap rencana Donald Trump ini. Adapun OKI harus mengambil inisiatif yang lebih proaktif dalam menanggapi isu ini” pungkas rofi.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al-Maliki pada Ahad (3/12) mendesak Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) segera menggelar rapat untuk membahas situasi politik terkini di Yerusalem. Seruan itu disampaikan menyusul laporan yang menyebutkan bahwa Presiden AS tengah bersiap untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. (R/R10/P1)

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Indonesia
MINA Preneur
Kolom