Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ROHINGYA-BANGLADESH REBUTAN BANTUAN DI PERAHU

Rudi Hendrik - Selasa, 19 Mei 2015 - 15:56 WIB

Selasa, 19 Mei 2015 - 15:56 WIB

589 Views

Seorang bocah Rohingya dirawat di tempat pengungsian Aceh Utara setelah diselamatkan oleh nelayan Aceh. (Foto: Gettt Images)

ROHINGYA-14-300x169.jpg" alt="Seorang bocah Rohingya dirawat di tempat pengungsian Aceh Utara setelah diselamatkan oleh nelayan Aceh. (Foto: Gettt Images)" width="300" height="169" /> Seorang bocah Rohingya dirawat di tempat pengungsian Aceh Utara setelah diselamatkan oleh nelayan Aceh. (Foto: Gettt Images)

Aceh, 1 Sha’ban 1436/19 Mei 2015 (MINA) – Setelah ditolak oleh Indonesia dan Malaysia yang hanya memberi bantuan sedikit makanan dan air, perkelahian pecah di atas perahu migran antara etnis Muslim Rohingya dan Bangladesh saling berebut bantuan.

Salah satu migran yang ada di perahu, Salmahan (15), mengatakan kepada Al Jazeera, orang-orang saling menyerang dengan pisau dan palu, banyak yang melompat ke dalam air untuk menyelamatkan diri.

“Mereka mengatakan, ‘Kau Rohingya dan kami Bengali. Kami akan membunuhmu’,” katanya.

Dua belas anggota keluarga Salmahan tewas dalam kekerasan itu.

Baca Juga: Sebanyak 1.562 Peserta Lulus Uji Kompetensi Calon Mahasiswa Al Azhar Mesir

Setelah bentrokan etnis di atas kapal, pada Jumat (15/5), nelayan dari Provinsi Aceh di Indonesia menemukan perahu dalam kesulitan dan menyelamatkan para korban. Para migran kemudian dibawa ke kota Langsa, Aceh Utara.

“Kami nelayan memiliki semboyan,” kata warga Aceh bernama Ridwan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Di laut kamu semua adalah saudara-saudara kami, orang asing atau orang Indonesia. Jadi jika seseorang meminta bantuan, kami sebagai nelayan memiliki kewajiban untuk membantu tanpa melihat ras, agama atau apapun,” ujarnya.

Para nelayan ditanyai oleh kepolisian Indonesia karena diduga melanggar kebijakan Angkatan Laut.

TNI larang nelayan Aceh

Juru bicara Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengatakan, Senin (18/5), para nelayan yang beroperasi di wilayah Aceh kini dilarang menjemput dan membawa etnis Rohingya yang terjebak di laut ke wilayah Indonesia, kecuali kapal yang ditumpangi para imigran itu tenggelam.

Baca Juga: Prof Asrorun Niam: Tujuan Fatwa untuk Kemaslahatan Hakiki

“Jangan sampai ada nelayan kita menjemput mereka (kaum Rohingya) ke luar batas laut kita, kemudian keluar dari kapal dan masuk perahu nelayan, dan masuk wilayah kita. Itu yang kita larang,” kata juru bicara TNI Fuad Basya kepada BBC Indonesia.

Namun dua nelayan Aceh mengaku, mereka dilarang menyelamatkan para pengungsi Rohingya dari laut, “bahkan jika kapal mereka tenggelam sekalipun”.

Fuad Basya membantahnya. Dikatakannya, TNI tidak melarang upaya penyelamatan ke darat apabila “kapalnya tenggelam atau mereka terapung-apung di laut dan tidak ada kapalnya”.

Fuad Basya mengatakan, orang asing yang masuk wilayah daratan Indonesia harus menggunakan dokumen resmi.

Baca Juga: KH Afifuddin Muhajir: Fatwa Dibutuhkan Sepanjang Zaman

TNI mempunyai kewajiban menjaga kedaulatan wilayah Indonesia, termasuk di laut,” katanya. (T/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Pelatihan UMKM di Jakarta Diharap Lahirkan Muzaki Baru

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Amerika
Dunia Islam