Beirut, MINA – Gerakan perlawanan Hezbollah Lebanon mengatakan telah menargetkan posisi militer Israel di wilayah utara yang diduduki.
Hezbollah mengatakan dalam sebuah pernyataan, Senin (12/8), serangkaian roket Katyusha ditembakkan ke markas besar Divisi ke-146 yang baru didirikan di Giaton. Press TV melaporkan.
Operasi itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap wilayah sipil di Lebanon selatan, khususnya di kota Maaroub.
“Para pejuang Perlawanan Islam pada Senin, 12-08-2024, membombardir markas komando Divisi ke-146 yang baru didirikan di Jaatoun (Giaton) dengan rentetan roket Katyusha,” kata pernyataan itu.
Baca Juga: Jurnalis Radio Suara Al-Aqsa di Gaza Syahid Bersama Keluarganya
Menurut Hezbollah, serangan roket itu juga ditujukan untuk menunjukkan dukungan gerakan Lebanon itu terhadap warga Palestina di Gaza.
Menurut media rezim Israel, sistem pertahanan udara Iron Dome Israel tidak dapat mencegat sebagian besar rudal Hezbollah.
Serangan itu menyebabkan kebakaran besar di bagian barat Galilea di utara wilayah pendudukan.
Rezim Israel telah melakukan serangan hampir setiap hari terhadap bagian selatan Lebanon sejak 7 Oktober, sesiring melancarkan perang genosida di Gaza.
Baca Juga: Genosida Gaza: Per 2 April 2025 Sebanyak 50.423 Syahid, 114.638 Luka
Hezbollah telah menanggapi dengan serangan yang ditujukan untuk membalas rezim dan mendukung warga Gaza yang dilanda perang.
Rezim Israel yang melancarkan perang terhadap Lebanon pada 2000 dan 2006, telah berulang kali mengancam untuk memperluas serangannya menjadi serangan militer besar-besaran lainnya terhadap negara tersebut.
Hezbollah telah bersumpah untuk mempertahankan tanah Lebanon dengan semua sumber dayanya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan Israel Lakukan Pembantaian di Gaza, 40 Lebih Orang Syahid