Rouhani: AS Inginkan Perubahan Rezim di Iran

Teheran, MINA – Amerika Serikat () sedang mencari perubahan rezim di , seperti dikatakan Presiden Hassan , Ahad (14/10).

Rouhani mengatakan, pemerintahan AS saat ini adalah negara paling bermusuhan yang dihadapi Republik Islam Iran dalam empat dekade.

Ketegangan meningkat antara Iran dan Amerika Serikat setelah Presiden AS Donald menarik diri dari perjanjian multilateral program nuklir Iran pada bulan Mei.

Ia menambahkan, dalam 40 tahun terakhir belum ada tim yang lebih jahat dari tim pemerintah AS saat ini terhadap Republik Islam Iran, hal itu disampaikannya dalam pidato yang disiarkan di TV negara.

“Ada saat ketika ada satu orang yang memiliki permusuhan. Sisanya moderat. Sekarang, yang terburuk telah berkumpul satu sama lain,” tambahnya dalam pidato yang menandai awal tahun akademik di Universitas Teheran.

Rouhani menuduh AS menggunakan perang psikologis (psy war) dan ekonomi lalu mempertanyakan legitimasi Republik Islam Iran.

Washington memperkenalkan kembali langkah-langkah melawan perdagangan mata uang, logam, dan sektor otomotif Iran pada bulan Agustus.

Dengan pembatasan AS pada ekspor Iran yang mulai berlaku bulan depan, beberapa warga Iran khawatir negara mereka sedang mengalami kemerosotan ekonomi yang mungkin terbukti lebih buruk daripada periode 2012-2015, ketika terakhir menghadapi sanksi besar.

Sementara itu, Wakil Presiden Eshaq Jahangiri mengecilkan dampak dari pembatasan yang direncanakan AS itu. Iran telah dapat menemukan mitra baru untuk membeli minyaknya meskipun beberapa negara telah menghentikan pembelian.

“Amerika pasti tidak akan dapat mengurangi ekspor minyak Iran ke titik nol,” katanya.

“Amerika berpikir Arab Saudi dapat menggantikan minyak ini. Tetapi saat ini minyak Iran telah mencapai lebih dari $ 80 dan dengan setengah ekspor sebelumnya Iran akan memiliki penghasilan yang sama seperti sebelumnya,” tegas Eshaq di situs web IRIB. (T/RS3/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.