Teheran, MINA – Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, rakyat di negara tersebut memiliki hak untuk melakukan demonstrasi, tapi ia memperingatkan bahwa kekerasan tidak dapat diterima.
Komentarnya pada hari Ahad (31/12) adalah yang pertama sejak demonstrasi anti-pemerintah meluas sebagai aksi rakyat terbesar sejak demonstrasi pada tahun 2009.
“Harus jelas bagi semua orang bahwa kita adalah orang-orang yang bebas. Menurut konstitusi dan hak warga negara, orang bebas untuk mengekspresikan kritik dan protes mereka,” kata Rouhani dalam komentar di televisi dari ibu kota Iran, Teheran.
“Namun, kita perlu memperhatikan cara kritik dan protes itu, harus sedemikian rupa sehingga akan mengarah pada perbaikan masyarakat dan negara,” katanya. Demikian Al Jazeera membeitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Orang memiliki hak untuk melakukan demonstrasi, tapi demonstrasi tersebut seharusnya tidak membuat masyarakat merasa khawatir dengan kehidupan dan keamanan mereka,” tambahnya.
Orang-orang Iran mulai melakukan demonstrasi sejak hari Kamis di Masyhad, kota terbesar kedua di negara itu. Mereka memprotes kesulitan ekonomi dan dugaan korupsi di pemerintahan.
Aksi demonstrasi tersebut kemudian menyebar ke kota-kota lain, termasuk Teheran, kota tempat bentrokan antara mahasiswa dan polisi dilaporkan terjadi pada hari Sabtu (30/12).
Pada hari Ahad, kantor berita Mehr melaporkan bahwa setidaknya dua demonstran meninggal pada Sabtu malam di Dorud, sebuah kota di Iran barat. Namun, timbul perdebatan tentang pihak yang bertanggung jawab atas kematian keduanya. (T/RI-1/B05)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)