Ramallah, MINA – Rumah Sakit (RS) Pemerintah di Ramallah mengalami kekurangan tempat tidur dan unit perawatan intensif bagi pasien Covid-19.
Puluhan pasien virus Corona terpaksa menerima perawatan di koridor rumah sakit tersebut, demikian dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (13/3).
Hani Safi, yang menemani ibunya dirawat karena mengidap Covid-19, mengatakan tak ada tempat tidur yang tersedia untuk ibunya di unit perawatan intensif dan dia saat ini tinggal di koridor, hanya terhubung dengan alat bantu pernapasan.
“Ibuku menunggu kematian di depan kami, tidak ada tempat untuk perawatannya dan kami gagal membawanya ke rumah sakit lain,” kata Safi kepada Anadolu Agency.
Baca Juga: Faksi Perlawanan Palestina Siap Perang Jangka Panjang Lawan Israel
Sementara itu, direktur rumah sakit tersebut Ahmad al-Beitawi mengatakan situasinya semakin sulit dan tidak dapat menerima pasien tambahan.
“Jumlah pasien melebihi kapasitas rumah sakit, khususnya kapasitas generator oksigen,” kata al-Beitawi.
Dia menambahkan ada rencana dalam dua pekan ke depan untuk mendirikan rumah sakit lapangan karena rumah sakit tersebut hanya berkapasitas merawat 100 pasien.
Pemerintah Palestina memberlakukan pembatasan baru sejak 27 Februari, termasuk penutupan sekolah dan universitas, dan pembatasan pergerakan antar kota.
Baca Juga: 40.000 Muslim Palestina Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa
Jumlah kasus infeksi virus corona di Palestina telah mencapai 230.356, termasuk 2.445 kematian dan 205.708 yang telah pulih. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Partai-Partai Ultra-Ortodoks Mundur dari Pemerintahan Netanyahu, Wajib Militer Jadi Pemicu