Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RSF Serang Fasilitas Medis, Krisis Kesehatan Sudan Memburuk

Arina Islami Editor : Sri Astuti - Sabtu, 31 Mei 2025 - 20:12 WIB

Sabtu, 31 Mei 2025 - 20:12 WIB

14 Views

Risiko krisis kelaparan dan kematian mengancam semua orang di Negara Bagian Darfur Selatan, Sudan barat daya.(Foto: WAFA)

Khartoum, MINA – Krisis kesehatan di Sudan semakin memburuk setelah Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) menyerang dua fasilitas medis dan kawasan pemukiman di El Obeid, Kordofan Utara, Kamis (30/5).

Laporan militer Sudan mengatakan serangan tersebut menyebabkan enam orang tewas dan sejumlah lainnya luka-luka.

Salah satu fasilitas yang terdampak adalah Rumah Sakit Al-Daman, yang mengumumkan penghentian operasional “sampai pemberitahuan lebih lanjut” akibat serangan tersebut.

Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya krisis kesehatan di ibu kota Sudan, Khartoum, yang sedang dilanda wabah kolera. Para dokter berjuang merawat pasien di tengah kelangkaan pasokan medis, runtuhnya sistem layanan kesehatan, dan penyebaran penyakit yang semakin cepat.

Baca Juga: Menlu Sugiono: ASEAN Perlu Konsistensi Bebas Senjata Nuklir

“Kami menggunakan segala cara yang tersedia untuk menahan penyebaran dan merawat pasien yang terinfeksi,” ujar Dr. Hamad Adel dari Lembaga Médecins Sans Frontières (Doctors Without Borders), mengutip Al Mayadeen. 

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan keprihatinan mendalam atas serangan terhadap fasilitas kesehatan tersebut.

“Serangan terhadap rumah sakit dan tenaga medis harus dihentikan segera. Semua infrastruktur kesehatan dan pekerjanya harus dilindungi,” kata Tedros dalam pernyataan resmi WHO.

Sementara itu, Direktur Komite Penyelamatan Internasional (IRC) di Sudan, Atezaz Yousuf, memperingatkan bahwa negara itu berada di ambang bencana kesehatan masyarakat yang luas.

Baca Juga: Polisi London Tangkap 27 Aktivis Pro-Palestina, Termasuk Pendeta dan Petugas Medis

Hal ini diperparah dengan laporan dari Program Pangan Dunia (WFP) PBB bahwa salah satu fasilitasnya mengalami kerusakan parah akibat penembakan berulang dari RSF.

Sejak meletusnya perang pada April 2023 antara Panglima Militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan pemimpin RSF, Mohamed Hamdan Daglo, puluhan ribu warga Sudan dilaporkan tewas, dan lebih dari 13 juta lainnya terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut konflik bersenjata ini sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia saat ini dalam hal kelaparan dan pengungsian.

Sudan kini secara de facto terbagi. Militer menguasai wilayah tengah, utara, dan timur, sedangkan RSF mengendalikan sebagian besar Darfur dan sejumlah wilayah di selatan.[]

Baca Juga: Puluhan Negara Kecam Sanksi AS terhadap ICC

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komisi Eropa Nyatakan Tidak Ada Laporan Hamas Curi Bantuan di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Arab Saudi (foto: BPMI Setpres)
Internasional
Palestina
Internasional
Global Cervical Cancer Elimination Forum ke-2 (foto: Kemenkes RI)
MINA Health