IluKhartoum, MINA – Kelompok pemberontak Rapid Support Forces (RSF) di Sudan menyatakan kesediaannya menerapkan gencatan senjata kemanusiaan selama tiga bulan untuk melindungi warga sipil dan memastikan distribusi bantuan dapat berjalan aman.
Hal itu disampaikan langsung oleh Komandan RSF Mohamed Hamdan Dagalo dalam sebuah pernyataan video pada Senin (24/11). Mengutip Sputnik News.
“Kami mengumumkan kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan tiga bulan untuk meningkatkan perlindungan warga sipil dan memastikan penyaluran bantuan,” ujar Dagalo dalam video yang dirilis oleh RSF.
Dagalo berharap para mediator internasional, termasuk dari Amerika Serikat, Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, dapat meyakinkan Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) agar menerima dan mematuhi gencatan senjata tersebut.
Baca Juga: Cina akan Buka Kembali Kedutaannya di Damaskus Awal 2026
Sementara itu, situasi politik Sudan masih tegang. Pada Ahad sebelumnya, Ketua Dewan Kedaulatan Transisi Sudan sekaligus Panglima SAF, Abdel Fattah al-Burhan, menolak rencana penyelesaian konflik yang disampaikan Penasihat Senior AS untuk Urusan Arab dan Afrika, Massad Boulos, dan menyebutnya sebagai inisiatif “terburuk.”
Sejak April 2023, Sudan terus dilanda bentrokan sengit antara RSF dan tentara reguler. Pertempuran berkepanjangan itu telah menewaskan ribuan orang dan memperparah krisis kemanusiaan di berbagai wilayah negara tersebut.
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) memperingatkan potensi munculnya wabah penyakit serta ancaman runtuhnya sistem kesehatan jika konflik tidak segera dihentikan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Afghanistan Incar Kemitraan dengan India Saat Pakistan Tutup Koridor Perdagangan
















Mina Indonesia
Mina Arabic