Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruang Pameran Titik Nol Meridian Batavia di Museum Bahari Jakarta Diresmikan Kamis Ini

Rana Setiawan - Rabu, 6 Juli 2022 - 03:59 WIB

Rabu, 6 Juli 2022 - 03:59 WIB

36 Views

Jakarta, MINA – Dinas Kebudayaan DKI Jakarta melalui Museum Bahari Jakarta akan membuka Ruang Pameran Garis Nol (Titik Nol) Meridian Batavia di Museum Bahari, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, pada Kamis (7/7) mendatang.

Dalam rilis PPID DKI Jakarta, peresmian ruang pameran tersebut sekaligus bertepatan dengan Hari Jadi Museum Bahari Jakarta yang ke-45.

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, terdapat beberapa koleksi navigasi mengenai Garis Nol (Titik Nol) Meridian Batavia beserta penjelasan lengkap seputar aktivitas pelayaran tempo dulu yang dihadirkan pada pameran tersebut.

Selain itu, dibukanya ruang pameran ini juga menjadi pengingat sekaligus penyebaran informasi penting bagi warga Jakarta mengenai aktivitas pelayaran di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa di masa lalu.

Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!

“Kehadiran ruang pameran ini menjadi bukti kepada masyarakat, bahwa keberadaan aktivitas pelayaran di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa pada masa lalu berada di garis nol (titik nol) meridian tersebut,” ujar Iwan di Jakarta, Selasa (5/7).

Dia berharap pameran ini nantinya dapat menjadi pengingat sejarah bagi masyarakat, serta memberikan manfaat bagi keberlangsungan informasi seputar sejarah di Jakarta.

Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari menuturkan, penyelenggaraan pameran ini ditujukan untuk meluruskan persepsi dan narasi yang beredar di masyarakat selama ini mengenai titik nol kilometer sebagai acuan waktu berlayar.

“Pemahaman masyarakat mengenai titik nol atau garis nol sebagai acuan waktu berlayar itu yang ada di tugu nol kilometer Yogyakarta dan titik nol kilometer Indonesia di Pulau Weh, Sabang, Aceh. Padahal sebenarnya, titik nol atau garis nol yang berada di Museum Bahari ini merupakan acuan waktu yang benar saat berlayar,” jelas Mis’ari.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini

Lebih lanjut, Mis’ari menjelaskan, garis nol yang dimaksud merupakan garis bujur nol yang sangat diperlukan pada masa aktifnya perdagangan di Kawasan Sunda Kelapa saat itu.

Kendati demikian, Museum Bahari berinisiatif menyajikan informasi yang lebih akurat terkait sejarah garis nol (titik nol) meridian tersebut melalui ruang pameran ini.

Sebagai informasi, garis nol (titik nol) meridian berada di Menara Sinyal yang dibangun pada 1839, yang saat ini berada di kawasan Museum Bahari, yaitu di Jalan Pasar Ikan Nomor 1.

Lokasi gedung yang berada di area Menara Syahbandar tersebut berada di atas bekas Bastion Culemborg atau benteng sekaligus tembok pertahanan kota Batavia yang dibangun sekitar tahun 1645, seiring dengan pembuatan tembok keliling kota Batavia di tepi Barat.

Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online

Pada gedung ini tersimpan sebuah jam yang paling akurat beserta perlengkapannya. Kemudian pada atapnya didirikan sebuah sinyal waktu tetap yang dapat dilihat dari kejauhan. Dengan mengamati sinyal harian ini, awak-awak kapal yang berlabuh di teluk Batavia bisa menyesuaikan jam kapal mereka.

Pada masa itu, penjaga waktu tetap sangat dibutuhkan oleh pelayar untuk menentukan posisi mereka selama perjalanan di laut.

Garis nol (titik nol) meridian Batavia ini masih digunakan untuk produksi peta Indonesia hingga tahun 1942, meskipun dari tahun 1883 meridian Greenwich sudah diterima secara universal sebagai meridian utama.

Kemudian, di sebelah gedung di mana garis nol (titik nol) ini berada dibangun Menara Syahbandar. Menara ini dibangun pada tahun 1839, yang berfungsi sebagai menara pengawas dan pengatur lalu lintas bagi kapal-kapal yang keluar-masuk Kota Batavia melalui jalur laut.

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

Sebelum aktivitas pelabuhan berpindah ke Pelabuhan Tanjung Priok, Menara Syahbandar ini memiliki fungsi sebagai kantor pabean, atau tempat di mana orang-orang mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa. (R/R1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia