Rumah Duka Muslim Pertama di Amerika Serikat

Foto: Rina/MINA

Melakukan prosesi pemakaman sesuai dengan syariat Islam memang selalu menjadi persoalan khusus minoritas di Amerika Serikat. Bukan hanya jarangnya pemakaman khusus Muslim namun juga prosesi penyiapan jenazah yang terbilang masih sangat sulit untuk diakomodir, karena selama ini rumah duka yang ada hanya menyiapkan perlengakapan jenazah dengan cara kristen.

Namun, beberapa tahun ini dilema itu sudah diselesaikan komunitas muslim di Dearborn, Detroit. Mereka akhirnya punya rumah duka  khusus muslim yang mempersiapkan prosesi jenazah sampai pemakaman yang menerapkan tata cara syariat, mulai dari memandikan, mengkafani dan ruang menyalatkan hingga ke pemakaman Muslim yang mereka beli sendiri tanahnya.

Berawal dari dilema menahun, akhirnya warga Muslim di area Dearborn mengumpulkan dana besar untuk membangun rumah duka yang diberi nama unik itu, Gate to Heaven (gerbang ke syurga). Pada 2012, mimpi mereka terwujud dan dibangunlah rumah duka tersebut di sebelah kiri Institut Islamic of Knowledge yang merupakan lembaga sekolah tingkat SMP dan SmA serta salah satu pusat islam di wilayah itu.

Jika anda memasuki institusi itu dari pintu depan maka anda akan menemukan aula yang ukurannya 100 m persegi di sebelah kiri bangunan. Di sebelah aula itulah dibangun ruang khusus dan bersih untuk menyimpan berbagai macam jenis peti yang biasa dipakai untuk jenazah. Di ruang selanjutnya yang agak tertutup, adalah ruang pemandian jenazah yang dibuat mirip dengan ruang operasi. Hampir semua peralatan pembersih hingga tempat berbarinv jenazah dibuat dari bahan stainless termasuk lampu berdiri yang bisa ditarik kesana sini untuk menerangi saat prosesi pembersihan jenazah.

Manager rumah duka tersebut, Hassan Hazimeh, mengatakan rumah duka dibuat sesempurna mungkin untuk memenuhi kebutuhan para keluarga yang ditinggalkan. Karena selama ini, banyak kekhawatiran yang muncul mengenai tempat pemandian jenazah yang tidak strategis dan bersih. Namun dengan fasilitas baru tersbut, pihak rumah duka juga sudah menyiapkan tenaga ahli khsus yang melakukan prosesi pembersihan dan pengkafanan secara syariat.  Tim laki-laki untuk jenazah pria dan begitu pula sebaliknya.

Di depan ruangan pemandian khusus, kompartemen pendingin juga disiapkan rumah duka untuk mengantisipasi jenazah yang menunda prosesi pemakaman karenan alasan tertentu. Pendingin yang biasa kita lihat di film-film bisa terlihat menampung tiga jenazah dan ditempatkan persis di seberang pintu kamar pemandian yang mana adalah garasi tidak terpakai dari lembaga itu.

Di samping itu, dua mobil jenazah juga sudah siap sedia di depan pintu garasi tersebut.  Semuanya adalah gratis, karena pihak rumah duka tidak ingin membebani keluarga almarhum yang sedang berduka. Namun, biasanya mereka hanya mengeluarkan uang untuk keperluan hal hal dasar seperti kain kafan dan peti jika ingin memilih yang khusus.

Foto: Rina/MINA

Proyek ini dulu dikepalai Fouad Berry, anggota dewan dari Islamic Institute of Knowledge tersebut yang mengumpulkan dana swadaya komunitas untuk memenuhi harapan mereka selama ini. Dia mengakui, dengan adanya rumah duka ini, penyiapan pemakaman Muslim/Muslimah adalah merupakan proses “pengiriman mereka ke syurga” dan dilaksanakan dengan memakai cara islam sesempurna mungkin.

Menariknya, direktur rumah duka tersebut, Thomas Crown adalah bukan seorang Muslim.  Selama bertahun-tahun bekerja di rumah duka, dia telah mendapatkan sertifikasi sebagai direktur pemakaman sejak 2000. Selama bekerja dalam bidang kematian ini, dia mengakui tidak pernah melihat prosesi kematian yang indah seperti yang ada dalam Islam. Apalagi rumah duka Gate to Heaven yang kini berada di bawah pimpinannya dibangun se profesional dan sebersih mungkin.

Walaupun begitu, semua tim pemandian dan prosesi pemakaman jenazah di rumah duka ini dikerjakan oleh wanita dan laki-laki Muslim.

Kini, ada dua rumah duka yang biasa membantu warga Muslim yang meninggal di wilayah Detroit, menyusul kota ini disebut sebagai kota dengan komunitas muslim terbesar di amerika serikat.

Pada kisaran tahun 60-70an terjadi gelombang imigrasi yang lumayan besar dari beberapa negara timur tengah ke Detroit. Mereka awalnya mengunjungi kota ini untuk bekerja sebagai teknisi atau mekanik di berbagai perusahaan mobil yang dulu menjadi PDB terbesar kota itu.   Detroit sempat mendapat julukan Mekah kecil karena di sepanjang jalan anda akan menemukan berbagai toko dan perusahaan yang ditulis dengan bahasa arab dan bahasa inggris disampingnya.

Pada 2004, Detroit juga pernah disebut sebagai kota dengan populasi Arab terbesar di Amerika Serikat. (LL/RE1/P2)

 

MI’raj Islamic News Agency (MINA)