Muhammad Zaghoul menunjukkan keretakkan cukup besar di dinding dan melorotnya langit-langit di rumahnya di Al-Quds Timur yang terdiri dari tiga kamar, sebuah dapur, dan sebuah kamar mandi.
Dia menekankan bahwa lapisan plester dan bagian beton di langit-langit dapur memisahkan diri dan jatuh ke tanah saat keluarganya berada di rumah.
“Lantai rumah juga merosot,” jelasnya sebagaimana dikutip Ma’an yang diberitakan Mi’raj News Agency, Senin (21/11).
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Zaghoul menunjukkan, merosot dan keretakan di rumahnya muncul tujuh tahun yang lalu, tetapi pada Jumat (22/11) lalu keretakan itu semakin besar.
Dia menambahkan bahwa penggalian di bawah rumahnya telah berlangsung selama beberapa tahun. Pekerja mulai menggali dengan menggunakan alat berat di malam hari dan mulai meninggalkan pekerjaan hanya di pagi hari.
“Akibatnya, sebagian besar rumah di lingkungan Asila, Al-Quds Timur mengalami kerusakan berkelanjutan,” ungkap Zaghoul
Zaghoul menambahkan, keluarganya sekitar 12 anggota harus meninggalkan rumah sebagai akibat dari kerusakan.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Penjajah Israel sering melakukan kegiatan penggalian dengan dalih penggalian arkeologi di Kota Tua Al-Quds, khususnya di sekitar Masjid Al-Aqsha, yang mengancam kekokohan struktural rumah Palestina dan tempat-tempat suci di daerah.Penggalian Israel di bawah kompleks Masjid Al-Aqsha sudah mencapai 18 meter di bawah tanah.
Langkah itu melengkapi upaya Yahudisasi penuh di Kota Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha di mana yayasan Al-Aqsha untuk Wakaf dan Warisan Islam melaporkan sebanyak 104 sinagog Yahudi juga telah tersebar di sekitar lingkungan Masjid Al-Aqsha.
Pada tahun 1967, Israel menghancurkan situs bersejarah berusia 800 tahun dari kota Al-Quds, lingkungan Maroko, barat Al-Aqsha, dengan menggusur 650 warga Palestina dan menghancurkan sejumlah masjid, rumah, dan tempat-tempat suci, dalam rangka membangun alun-alun di depan Tembok Buraq.
Penjajah Israel kemudian mengusir sekitar enam ribu warga Palestina dari daerah sekitarnya untuk secara besar-besaran memperluas kota bersejarah Yahudi yang mereka klaim ada di sana.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Wilayah Palestina yang secara internasional diakui di Tepi Barat dan Al-Quds Timur merupakan bagian yang telah dijajah Israel sejak tahun 1967.(T/P02/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara