Gaza, MINA – Semua rumah sakit di Jalur Gaza utara saat ini “tidak berfungsi” akibat kerusakan berat dari serangan Israel, namun terdapat upaya untuk memperbaiki agar bisa beroperasi kembali.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf al-Qudra dalam pernyataannya pada Kamis (7/12) mengatakan, tim medis menghadapi kesulitan saat mencoba bekerja di Rumah Sakit Al Shifa, di bagian barat Kota Gaza, kompleks medis terbesar di Jalur Gaza.
“Meskipun ada kesulitan, kami akan terus berupaya menjalankan rumah sakit mana pun di Jalur Gaza,” tambah Al-Qudra, Anadolu Agency melaporkan.
Juru bicara tersebut mencatat bahwa Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis, Gaza selatan, penuh sesak dengan sekitar 1.000 orang yang terluka, dengan pasien dan orang yang terluka terbaring di lantai rumah sakit.
Baca Juga: Warga Gaza Temukan Rumahnya Rata dengan Tanah, Puluhan Kerangka Tertimbun Puing
Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza juga mengutip Maher Shamiyya, seorang pejabat kementerian, yang mengatakan bahwa Al-Shifa tidak memiliki listrik (kehabisan bahan bakar) dan penuh dengan pengungsi.
Menurut otoritas Gaza dan organisasi kesehatan internasional, bantuan dan pasokan medis memasuki Gaza dalam jumlah yang sangat terbatas, sementara kekurangan bahan bakar, yang dilarang oleh Israel sejak 7 Oktober, masih menjadi hambatan utama dalam menjalankan rumah sakit.
Menurut data resmi Palestina, jumlah korban setidaknya 16.248 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 43.616 lainnya terluka, serta 7.000 orang lebih dilaporkan hilang di bawah runtuhan bangunan akibat serangan udara dan darat yang tiada henti di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober menyusul serangan lintas batas oleh Hamas.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja, juga telah rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Baca Juga: Hamas: Kami akan Kalahkan Netanyahu di Tepi Barat Seperti di Gaza
Blokade Israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik, dan air, serta mengurangi pasokan bantuan kemanusiaan internasional ke Gaza hingga hanya sedikit.(T/R5/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepala Staf Angkatan Darat Israel Mengundurkan Diri