Damaskus, 9 Sya’ban 1435/7 Juni 2014 (MINA) – Kemenangan Presiden Suriah Bashar Al-Assad dalam pemilu mendapat pujian dari pimpinan negara-negara sekutunya antara lain Rusia dan Korea Utara dan Venezuela, sebaliknya menuai kecaman dari negara-negara Barat.
Kantor berita nasional Suriah di Damaskus memberitakan, Sabtu (7/6), Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un adalah di antara pemimpin yang disebut mengucapkan selamat atas kemenangan Assad untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden.
Assad dinyatakan sebagai pemenang Pemilihan Presiden hari Selasa dengan 88,7 persen suara, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Beberapa kritikus telah menolak jajak pendapat yang diadakan hanya di daerah kekuasaan pemerintah dan menyebutnya sebagai “lelucon”. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry menyebutnya “nol besar”.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Suriah Barat yang mendukung oposisi juga menolak pemilihan presiden tersebut dan menyebutnya “lelucon”.
“Pihak oposisi mengatakan ini adalah sebuah lelucon, mereka tidak mengakui pemilu ini. Mereka mengatakan cara itu tidak sah saat perang saudara berkecamuk di negeri ini, di mana diselenggarakan oleh presiden yang justeru ingin mereka gulingkan,” lapor wartawan Al Jazeera dari perbatasan Al Masnaa di Lembah Bekaa, Libanon.
Hari Selasa, rakyat Suriah memberikan suara mereka dalam pemilu yang akan menentukan presiden negara berikutnya untuk tujuh tahun mendatang.
Menurut Press TV, voting diperpanjang lima jam karena tingginya partisipasi pemilih.
Lebih dari 15 juta warga Suriah memiliki hak pilih di lebih dari 9.000 lokasi pemilihan di seluruh wilayah yang dikuasai pemerintah.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Pemilihan hanya terjadi di wilayah yang dikuasai pemerintah.
Televisi Suriah menunjukkan Assad memberikan suara di sebuah sekolah di lingkungan al- Maliki Damaskus. Ia ditemani istrinya, Asma.
Assad menghadapi dua pesaing yang kurang dikenal, yaitu Maher al-Hajjad dan Hassan al-Nuri.
Pemungutan suara berlangsung di saat perang terus berlanjut dengan angkatan udara membombardir daerah oposisi di Aleppo dan pertempuran sengit di Hama, Damaskus, Idlib, dan Daraa.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Suriah telah dilanda perang saudara yang berlangsung sejak tahun 2011, lebih dari 160.000 orang tewas dan hampir setengah dari populasi 22 juta mengungsi.
Sebuah tim pengamat internasional yang memantau pemilu hanya terdiri orang-orang dari sekutu rezim Assad seperti Rusia, Korea Utara dan Iran. (T/P09/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB