Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia jadi Negara Pertama yang Akui Pemerintahan Taliban di Afghanistan

sri astuti - 33 detik yang lalu

33 detik yang lalu

0 Views

Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi bertemu dengan Dmitry Zhirnov, Duta Besar Rusia untuk Kabul, Kamis (3/7). (Foto: X/@leadersmena)

Moskow, MINA – Rusia telah menerima surat kepercayaan duta besar baru Afghanistan sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk membangun hubungan persahabatan dengan otoritas Taliban di negara itu.

“Kami percaya tindakan pengakuan resmi terhadap pemerintahan Emirat Islam Afghanistan akan memberikan dorongan bagi pengembangan kerja sama bilateral yang produktif antara kedua negara kita di berbagai bidang,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan pada Kamis (3/7). Aljazeera melaporkan.

Langkah tersebut menjadikan Rusia sebagai negara pertama di dunia yang mengakui pemerintahan Taliban.

“Keputusan yang berani ini akan menjadi contoh bagi yang lain,” kata Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi dalam sebuah video pertemuan pada Kamis dengan Dmitry Zhirnov, Duta Besar Rusia untuk Kabul, yang diunggah di X.

Baca Juga: Tentara Myanmar Menyerang Desa di Ayeyarwady, 9 Warga Tewas, 20 Luka

Langkah tersebut kemungkinan akan diawasi ketat oleh Washington, yang telah membekukan miliaran aset bank sentral Afghanistan dan memberlakukan sanksi terhadap beberapa pemimpin senior Taliban, yang menyebabkan sektor perbankan Afghanistan sebagian besar terputus dari sistem keuangan internasional.

Kelompok tersebut merebut kekuasaan di Afghanistan pada bulan Agustus 2021, ketika pasukan AS yang mendukung pemerintah negara yang diakui secara internasional menarik diri.

Moskow, yang menyebut penarikan AS sebagai “kegagalan”, telah mengambil langkah-langkah untuk menormalisasi hubungan dengan otoritas Taliban sejak saat itu, melihat mereka sebagai mitra ekonomi dan sekutu potensial dalam memerangi terorisme.

Pada bulan Juli 2024, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Taliban sebagai “sekutu dalam perang melawan terorisme”, terutama melawan Negara Islam Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K), sebuah kelompok yang bertanggung jawab atas serangan mematikan di Afghanistan dan Rusia.

Baca Juga: Kandidat Wali Kota New York Zohran Mamdani Tolak Intimidasi Trump

Pada bulan April, Mahkamah Agung Rusia mencabut sebutan “teroris” untuk kelompok tersebut.

Taliban dibentuk pada tahun 1994 selama Perang Saudara Afghanistan, sebagian besar oleh mantan pejuang Mujahidin yang didukung AS yang memerangi Uni Soviet selama tahun 1980-an.

Rusia memasukkan Taliban ke dalam daftar hitam “teroris” pada tahun 2003 atas dukungannya terhadap separatis di Kaukasus Utara.

Namun, kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan pada tahun 2021 memaksa Rusia dan negara-negara lain di kawasan tersebut untuk mengubah haluan, karena mereka bersaing untuk mendapatkan pengaruh.

Baca Juga: Liga Arab, Uni Afrika dan OKI Kutuk Penggunaan Kelaparan dan Pengepungan Sebagai Senjata Perang Israel

Rusia adalah negara pertama yang membuka kantor perwakilan bisnis di Kabul setelah Taliban mengambil alih kekuasaan, dan telah mengumumkan rencana untuk menggunakan Afghanistan sebagai pusat transit gas menuju Asia Tenggara.

Pemerintah Afghanistan tidak diakui secara resmi oleh badan dunia mana pun, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut pemerintahan tersebut sebagai “otoritas de facto Taliban”. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Iran Hentikan Kerja Sama dengan Badan Atom Dunia IAEA

Rekomendasi untuk Anda