Aleppo, 11 Muharram 1438/12 Oktober 2016 (MINA) – Rusia kembali melakukan pengeboman udara yang intens di Aleppo timur yang dikuasai oposisi pada Selasa (11/10), setelah beberapa hari relatif tenang.
“Cukup tenang dalam beberapa hari sebelumnya,” kata Abd Abu Al-Nasr, seorang penduduk distrik Bustan Al-Qasr, Aleppo kepada The New Arab yang dikutip MINA.
“Tapi pagi ini sangat buruk lagi. Pesawat tempur, meriam dan artileri menembaki lingkungan kami. Sedikitnya delapan tewas, termasuk dua anak. Sekarang pengeboman masih terjadi di sekitar kami dan pesawat tempur masih terbang,” ujarnya.
Lembaga pemantau Observatorium Suriah untuk HAM menegaskan, wartawan lokal Zouhir Al-Shimale memperkirakan korban tewas akibat serangan udara berjumlah 50 orang.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sementara penduduk yang hidup di lingkungan Ferdous melaporkan bahwa bom menghantam daerah yang dekat dengan daerah perumahan yang luas. Setelah serangan itu, semua sekolah lokal dan toko-toko tutup.
Pekan lalu, Pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia menurunkan intensitas serangan udaranya di Aleppo setelah ratusan orang tewas dalam sepekan pengeboman intens.
Menurut Pemerintah Suriah, jeda serangan itu bertujuan untuk memungkinkan warga sipil “menyelamatkan diri” dari lingkungan yang dikuasai oposisi.
Damaskus telah mengklaim bahwa pasukan oposisi di kota itu akan diizinkan untuk pergi bersama keluarganya jika mereka meletakkan senjata, tetapi kelompok oposisi telah menolak tawaran itu dan menudingnya sebagai “tipu daya”.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Rusia telah melakukan serangan udara di Aleppo dan baru-baru ini membangun pasukannya di Suriah menyusul runtuhnya gencatan senjata terbaru.
Kampanye udara Moskow di Suriah telah menarik gencarnya kecaman internasional , termasuk menuduhnya sebagai kejahatan perang. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan