Rusia Menolak PBB Selidiki Senjata Kimia di Suriah

Rancangan Resolusi dimaksudkan untuk memperbarui investigasi penggunaan senjata kimia di Suriah (Foto: Anadolu Agency)

Moskow, (MINA) – Pemerintah pada Selasa (24/10), memveto sebuah rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-) yang memungkinkan perpanjangan misi penyelidikan penggunaan senjata kimia di Suriah.

Ini menandai kesembilan kalinya Moskow telah menolak rancangan resolusi Suriah yang dihadirkan di hadapan Dewan Keamanan PBB.

Sebelas negara memilih mendukung resolusi tersebut, sementara China dan Kazakhstan abstain. Bolivia memilih menentang Rusia. Sebagaimana Anadolu Agency dikutip Miraj News Agency (MINA), Rabu (25/10).

Penyelidikan oleh tim PBB dan Organisasi Larangan Senjata Kimia OPCW, yang disebut sebagai Joint Investigative Mechanism (JIM), didirikan oleh Dewan Keamanan PBB pada Agustus 2015 setelah laporan serangan senjata kimia di Suriah. Ini menjadi operasi pada Januari 2016 dan untuk mempresentasikan laporan pertamanya pada Februari bulan lalu.

Laporan JIM tentang penggunaan senjata kimia di Suriah dijadwalkan akan diajukan ke Dewan Keamanan pada 26 Oktober. Mandatnya akan berakhir pada 17 November.

Laporan tentang serangan kimia terhadap populasi sipil dan pejuang oposisi terus berlanjut keluar dari Suriah sejak sebuah serangan pada Agustus 2013 menewaskan lebih dari 1.400 orang di Ghouta Timur dekat Damaskus.

Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan pihaknya mendokumentasikan sedikitnya 174 serangan kimia di Suriah sejak September 2013 ketika Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi 2118 untuk pembongkaran persenjataan kimia Suriah.

Amerika Serikat mengutuk Rusia atas keputusannya untuk memveto perpanjangan penyelidikan penggunaan senjata kimia ke Suriah.

“Kami sangat kecewa karena Rusia menempatkan apa yang dianggap sebagai pertimbangan politis mengenai orang-orang Suriah yang dibunuh secara brutal,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert dalam konferensi pers.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson juga mengecam hak Rusia, dengan mengatakan bahwa dia “kecewa” atas keputusan tersebut, veto tersebut menempatkan Rusia dipihak yang salah. (T/R03/RS3)

Mi’raj News Agency

Wartawan: kurnia

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.