Moskow, MINA – Rusia mengkritik draf resolusi PBB yang diusulkan untuk menyerukan gencatan senjata 30 hari di Suriah.
Moskow menuntut agar ada “jaminan” bahwa gencatan senjata akan dihormati oleh pihak oposisi Suriah di lapangan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, proposal yang dibahas di Dewan Keamanan PBB hari Jumat (23/2), tidak bisa memberi jaminan bahwa oposisi akan menghormati gencatan senjata yang disepakati, demikian Nahar Net melaporkan.
Resolusi yang diusulkan bertujuan melonggarkan pengepungan pasukan Pemerintah Suriah di Ghouta Timur, sebuah benteng oposisi yang berada di dekat ibu kota Damaskus.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Resolusi juga akan memungkinkan bantuan darurat kemanusiaan dikirim ke wilayah tersebut dan untuk mengatur evakuasi karena alasan medis.
“Agar resolusi ini efektif – dan kami siap memberikan persetujuan kami – kami mengusulkan sebuah rencana yang memungkinkan terjadinya gencatan senjata yang nyata dan berdasarkan jaminan dari semua pihak di dalam dan luar Ghouta Timur,” kata Lavrov pada sebuah konferensi pers di Moskow, Jumat.
Lavrov membuat komentar itu beberapa saat sebelum diumumkan bahwa Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel menulis surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Surat itu mendesak Putin untuk mendukung resolusi PBB untuk sebuah gencatan senjata di Suriah.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Lebih dari 400 orang telah tewas dalam serangan enam hari oleh pasukan Pemerintah Suriah di Ghouta Timur. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon