Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia Minta PBB Masukkan Dua Kelompok Oposisi Utama Suriah Dalam Daftar Hitam

kurnia - Jumat, 29 April 2016 - 05:32 WIB

Jumat, 29 April 2016 - 05:32 WIB

329 Views ㅤ

Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin (Photo: World Bulletin)

Moskow, 21 Rajab 1437/29 April 2016 (MINA) – Pemerintah Rusia telah meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasukkan dua kelompok oposisi utama Suriah yang dapat memainkan peran kunci dalam pembicaraan damai guna mengakhiri perang saudara Suriah, ke dalam “daftar hitam” (black list).

Kedua kelompok oposisi itu adalah Jaish al-Islam dan Ahrar al-Sham yang dituduh Rudia mendapat bantuan penuh dari ISIS dan Al-Qaeda.

Duta Besar Suriah untuk PBB, Muhammad Alloush, seorang tokoh terkemuka dalam Jaish al-Islam (Tentara Islam), adalah ketua perunding untuk Tinggi Negosiasi Komite, kelompok oposisi utama negara yang dilanda perang itu, pada pembicaraan damai yang dimediasi PBB di Jenewa.

Rusia, pendukung utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, juga telah meminta kelompok oposisi Ahrar al-Sham dimasukkan daftar hitam. Demikian World Bulletin melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.

Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas

Dalam sebuah pernyataannya, Duta besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin mengatakan, Selasa (27/4).”Delegasi Rusia mengajukan permintaan  kepada  Komite Perlawanan Teror Dewan Keamanan PBB, untuk menambahkan dua kelompok oposisi yakni Jaish al-Islam dan Ahrar al-Sham, untuk masuk daftar hitam yang mencakup kelompok ISIS dan Al-Qaeda.

Churkin mengatakan, dua kelompok itu “terkait erat dengan organisasi teroris, terutama kelompok ISIS dan Al-Qaeda”.

Kedua kelompok  yang diberikan bantuan (oleh ISIS dan Al-Qaeda) seperti keuangan, material, dukungan teknis dan militer,” katanya.

Sebelumnya kesepakatan gencatan senjata yang belum pernah terjadi berhasil dicapai yang dimedasi oleh Moskow dan Washington, di mana Pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok oposisi setuju untuk menghentikan serangan saat mengupayakan pembicaraan damai.

Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris

Namun HNC pekan lalu keluar dari putaran terakhir perundingan yang dimulai pada 13 April karena frustrasi atas terjadinya lonjakan dalam aksi kekerasan di Suriah.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuduh anggota HNC dengan  meluapkan amarahnya.

Kelompok oposisi Jaish al-Islam yang didukung Saudi adalah yang paling penting di provinsi Damaskus. Ahrar al-Sham adalah salah satu kelompok oposisi paling kuat di Suriah yang Dibiayai oleh Turki dan negara-negara Teluk ia bersekutu dengan Al-Nusra, afiliasi Suriah Al-Qaeda, yang berpangkana di sekitar Aleppo dan di provinsi tetangga Idlib.

Sementara itu Pemerintah Suriah dipimpin Assad dicap lawan-lawannya sebagai “teroris” sejak pecahnya perang pada 2011. (T/P002/P2)

Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Timur Tengah
Palestina
Internasional