Moskow, MINA – Seorang penyelidik Rusia mengatakan, senjata biologis pemusnah massal telah dibiayai oleh Pentagon dan organisasi AS lainnya di Ukraina.
Alexander Bastrykin, Kepala Komite Investigasi Rusia, mengatakan kepada penyiar negara RT pada Selasa (3/5), timnya membuat kemajuan dalam penyelidikan kriminal atas dugaan program senjata biologis yang didanai Pentagon di Ukraina.
“Analisis dokumen yang diperoleh memungkinkan kami untuk mengidentifikasi dengan jelas orang-orang yang terlibat dalam kegiatan biologis militer di Ukraina, termasuk perwakilan dari Departemen Pertahanan AS dan perusahaan Amerika yang terkait dengannya,” klaim Bastrykin, Press TV melaporkan.
Penyelidik Rusia mengatakan kepada RT bahwa AS telah menghabiskan lebih dari 224 juta dolar AS untuk program biologi di Ukraina sejak 2005.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Dia menambahkan bahwa bantuan asing telah digunakan untuk melengkapi dan meningkatkan sekitar 30 pusat penelitian yang diatur oleh Kementerian Pertahanan, Kesehatan, dan Pertanian Ukraina.
“Hasil penelitian tersebut telah dievakuasi ke wilayah yang dikuasai Kiev sebelum dimulainya operasi militer khusus [Rusia],” kata Bastrykin, merujuk pada serangan militer Rusia terhadap Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan “operasi militer khusus” terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022.
Pada bulan Maret, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menemukan bukti biolab yang didanai AS di Ukraina, yang segera menghancurkan sampel patogen mematikan ketika serangan militer Rusia dimulai.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Kementerian mengatakan telah memantau dengan cermat program senjata biologis yang dikembangkan oleh Pentagon di negara-negara pasca-Soviet. Kementerian menambahkan bahwa menurut dugaan temuan, “jaringan” lebih dari 30 laboratorium biologi telah dibentuk di Ukraina pada khususnya.
Namun, Washington dan Kiev membantah klaim tersebut dan menuduh Rusia melancarkan kampanye disinformasi.
Bastrykin juga mengatakan kepada RT bahwa Komite telah membuka kasus pidana terhadap 75 tentara bayaran yang mengambil bagian dalam permusuhan di pihak Ukraina.
Menurut penyelidikan, tentara bayaran itu berasal dari Inggris, Amerika Serikat, Norwegia, Kanada, Georgia, dan negara-negara lain.
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza
“Misalnya, seorang warga negara Georgia, Mamulashvili, membentuk kelompok bersenjata Legiun Nasional Georgia di wilayah Ukraina, menjadi pemimpinnya, dan melibatkan setidaknya 24 warga Georgia dalam aktivitasnya sebagai tentara bayaran,” kata Bastrykin, seraya menambahkan beberapa di antaranya telah menyerahkan diri dan dimintai keterangan oleh penyidik. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Demonstrasi Meletus di Paris Protes Galang Dana Zionis