Moscow, 3 Syawal 1436/19 Juli 2015 (MINA) – Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Israel agar tidak memasok senjata terhadap pemerintah Ukraina dalam memerangi oposisi di wilayah timur negara itu yang didukung Rusia.
“Para pemimpin Israel tidak memiliki hak untuk melakukan sesuatu di Ukraina. Saya pikir itu adalah kontraproduktif, jika itu menyangkut senjata mematikan, karena hanya akan menyebabkan banyak korban, ” kata Putin dalam sebuah wawancara, Jpost melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Sementara itu, baik Perdana Menteri maupun Departemen Pertahanan Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait desakan Rusia tersebut.
Sebelumnya, Israel menyatakan kecewa terhadap keputusan Rusia yang pekan lalu menjual sistem anti-rudal S-300 ke Iran.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Awal bulan ini, enam kekuatan dunia -Rusia, Amerika Serikat, Cina, Perancis, Inggris dan Jerman- juga telah mencapai kesepakatan mengenai program nuklir Iran. Israel berpendapat kesepakatan itu tidak akan mencegah Iran memproduksi senjata nuklir.
“Tindakan Rusia dan negara-negara yang menyetujui kesepakatan dengan Iran dapat mengancam perdamaian dunia,“ kata kementerian pertahanan Israel.
Sementara itu, Rusia menyatakan akan terus mendukung hasil kesepakatan tentang program nuklir Iran. “Itu adalah kemajuan yang signifikan dan keadilan bagi semua negara,” kata Putin.
Putin juga mengatakan, hubungan bisnis militernya dengan Iran tidak akan menimbulkan ancaman bagi Israel atau siapa pun. Ini adalah senjata semata-mata untuk pertahanan, apalagi dengan krisis yang saat ini terjadi di Yaman.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Pada saat yang sama, Angkatan Darat Iran mengadakan parade tahunan di Teheran Sabtu (18/7) untuk memperingati Hari Angkatan Darat mereka.
Banyak senjata baru dipamerkan dalam acara tersebut, termasuk sistem rudal pertahanan udara Bavar-373. Sistem itu menyita banyak perhatian para peneliti internasional.
Sementara itu, Ketua Gabungan militer AS, Jenderal Martin Dempsey, Kamis lalu, mengatakan sudah memperoleh informasi mengenai senjata nuklir yang dikembangkan oleh Iran Dan Rusia, termasuk sistem S-300 yang dikirim Rusia ke Teheran. (T/R003/R05)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)