Moskow, MINA – Rusia menyatakan keprihatinannya atas penyerbuan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur (Al-Quds) yang diduduki, Rabu (13/8).
Pada hari Selasa, menteri sayap kanan itu menyerbu Kompleks Masjid Al Aqsa bersama lebih dari 2.000 ekstremis Israel, berdoa, mengibarkan bendera, dan menyanyikan lagu nasional, meskipun hak beragama Yahudi dilarang di tempat-tempat suci. Anadolu Agency melaporkan.
Dalam video yang dia rekam, Ben-Gvir berkata: “Kebijakan kami adalah mengizinkan doa Yahudi.” Dia juga berjanji untuk “mengalahkan Hamas” di Gaza.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Moskow sangat prihatin dengan penyerbuan kompleks tersebut oleh menteri Israel, yang digambarkan sebagai “tindakan provokatif lainnya.”
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Pihak berwenang Israel tidak boleh membatasi diri untuk mengutuk mereka, namun mengambil langkah efektif untuk menghentikan praktik keji ini, yang sangat melanggar status quo situs suci Yerusalem, yang diabadikan dalam perjanjian damai Yordania-Israel tahun 1994,” kata pernyataan itu.
“Sayangnya, kelakuan para pendukung Zionisme religius adalah hal yang biasa,” tambahnya.
Pernyataan tersebut selanjutnya mengatakan bahwa tindakan tersebut berkontribusi mendorong sentimen radikal baik di masyarakat Israel maupun di kalangan warga Palestina dan melemahkan upaya internasional yang bertujuan mengurangi kekerasan di zona konflik Israel-Palestina, di tengah permusuhan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam. Orang-orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai Bukit Bait Suci, karena percaya bahwa tempat itu adalah lokasi dua kuil Yahudi kuno.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967. Pada tahun 1980, Israel mencaplok seluruh kota, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian