Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia Puji Pencapaian Konferensi Berlin Bahas Libya

kurnia - Senin, 20 Januari 2020 - 16:29 WIB

Senin, 20 Januari 2020 - 16:29 WIB

4 Views ㅤ

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu (tidak terlihat) dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (tidak terlihat) menghadiri sidang Majelis Umum PBB ke-74 di New York, Amerika Serikat pada 24 September 2019.

Moskow, MINA – Menteri Luar Negeri Rusia memuji kesepakatan yang dicapai dalam Konferensi Berlin membahas masalah Libya, pada Ahad (19/1).

Berbicara kepada wartawan Rusia di Berlin, Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Libya telah mengambil langkah untuk maju pada konferensi Berlin dengan menyetujui pengiriman lima perwakilan dari masing-masing pihak ke komite militer yang diprakarsai PBB untuk melakukan gencatan senjata.

“Para peserta komite akan bekerja pada langkah konkret yang bertujuan untuk memperkuat kepercayaan yang akan memungkinkan gencatan senjata menjadi berkelanjutan,” kata Lavrov, demikian Anadolu Agency melaporkan, Senin (20/1).

Dia juga memuji janji pihak-pihak asing untuk tidak mendorong Libya melanjutkan permusuhan.

Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang

“Pihak-pihak di Libya mengambil langkah kecil maju dibandingkan dengan pertemuan yang berlangsung di Moskow pekan lalu,” kata Lavrov.

Mengenai kontribusi Rusia pada konferensi Berlin, dia mengatakan Moskow telah mengambil bagian dalam mempersiapkan konferensi sejak awal.

“Kami berhasil menyiapkan dokumen final sedemikian rupa sehingga segala sesuatu yang perlu diterima harus disetujui oleh pihak-pihak Libya. Peran Dewan Keamanan, untuk pertimbangan yang akan disajikan di dokumen itu, menjadi sorotan,” jelas Lavrov.

Sejak April 2019, Haftar melancarkan serangan untuk merebut Tripoli dari GNA.

Baca Juga: Badai Salju Terjang Eropa Barat

PBB mengungkapkan bahwa lebih dari 1.000 orang tewas sejak operasi itu diluncurkan dan lebih dari 5.000 lainnya terluka.

Sejak penggulingan pemerintahan Muammar Khaddafi pada 2011, dua poros kekuasaan yang saling bersaing muncul di Libya, satu di Libya Timur yang didukung oleh Mesir dan Uni Emirat Arab, dan satu lagi di Tripoli yang mendapat pengakuan PBB dan internasional. (T/R4/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Eropa
Internasional
Afrika
Indonesia