Moskow, MINA – Rusia pada hari Jumat (28/5) menyambut baik kemenangan Presiden Suriah Bashar al-Assad, setelah Assad mengklaim terpilih kembali dengan kemenangan telak dalam pemilu yang dikritik oleh oposisi dan negara-negara Barat.
“Kemenangan yang menentukan dimenangkan oleh kepala negara yang sedang menjabat,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
“Kami memandang pemilu sebagai urusan kedaulatan Republik Arab Suriah sendiri dan sebagai langkah penting untuk memperkuat stabilitas dalam negeri-nya,” tambahnya, Nahar Net melaporkan.
Pemungutan suara kontroversial yang memperpanjang kekuasaan Assad itu adalah yang kedua sejak dimulainya konflik sipil selama satu decade, yang telah menewaskan lebih dari 388.000 orang, membuat jutaan orang mengungsi, dan menghancurkan infrastruktur negara.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Menjelang pemilu, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia mengatakan, pemungutan suara itu “tidak bebas dan tidak adil”, dan oposisi yang terfragmentasi di Suriah.
Rusia telah menjadi sekutu utama pemerintah Suriah dalam konflik tersebut. Intervensi Rusia dalam perang pada September 2015 dipandang telah mengubah peta pertempuran untuk mendukung Assad.
Kementerian Luar Negeri Rusia menggambarkan, pernyataan Barat yang mempertanyakan validitas pemilu sebagai “upaya lain untuk campur tangan dalam urusan internal Suriah dengan tujuan mengacaukannya.”
“Tidak ada yang memiliki hak untuk mendikte Suriah kapan dan dalam kondisi apapun Suriah harus memilih kepala negaranya,” katanya. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj News Agency (MINA)