Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia Sambut Kemenangan Assad dalam Pemilu Suriah

Rudi Hendrik - Sabtu, 29 Mei 2021 - 13:37 WIB

Sabtu, 29 Mei 2021 - 13:37 WIB

0 Views

Syrian President Bashar Assad, center, waves to his supporters at a polling station during the Presidential elections in the town of Douma, in the eastern Ghouta region, near the Syrian capital Damascus, Syria, Wednesday, May 26, 2021. Syrians headed to polling stations early Wednesday to vote in the second presidential elections since the deadly conflict began in the Arab country. (AP Photo/Hassan Ammar)

Moskow, MINA – Rusia pada hari Jumat (28/5) menyambut baik kemenangan Presiden Suriah Bashar al-Assad, setelah Assad mengklaim terpilih kembali dengan kemenangan telak dalam pemilu yang dikritik oleh oposisi dan negara-negara Barat.

“Kemenangan yang menentukan dimenangkan oleh kepala negara yang sedang menjabat,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

“Kami memandang pemilu sebagai urusan kedaulatan Republik Arab Suriah sendiri dan sebagai langkah penting untuk memperkuat stabilitas dalam negeri-nya,” tambahnya, Nahar Net melaporkan.

Pemungutan suara kontroversial yang memperpanjang kekuasaan Assad itu adalah yang kedua sejak dimulainya konflik sipil selama satu decade, yang telah menewaskan lebih dari 388.000 orang, membuat jutaan orang mengungsi, dan menghancurkan infrastruktur negara.

Baca Juga: Gerakan Perlawanan Lebanon Tembakkan Roket ke Tzuriel Moshav Israel

Menjelang pemilu, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia mengatakan, pemungutan suara itu “tidak bebas dan tidak adil”, dan oposisi yang terfragmentasi di Suriah.

Rusia telah menjadi sekutu utama pemerintah Suriah dalam konflik tersebut. Intervensi Rusia dalam perang pada September 2015 dipandang telah mengubah peta pertempuran untuk mendukung Assad.

Kementerian Luar Negeri Rusia menggambarkan, pernyataan Barat yang mempertanyakan validitas pemilu sebagai “upaya lain untuk campur tangan dalam urusan internal Suriah dengan tujuan mengacaukannya.”

“Tidak ada yang memiliki hak untuk mendikte Suriah kapan dan dalam kondisi apapun Suriah  harus memilih kepala negaranya,” katanya. (T/RI-1/P1)

Baca Juga: Mantan Menlu Israel Serukan Penghancuran Total Pelabuhan Al-Hudaydah Yaman

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Internasional
Kolom
Internasional
Eropa