New York, 11 Rajab 1438/8 April 2017 (MINA) – Rusia menganggap Amerika Serikat (AS) telah melakukan pelanggaran hukum internasional yang mencolok dengan meluncurkan 59 rudal jelajah Tomahawk ke fasilitas militer Suriah pada Jumat pagi lalu.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Vladimir Safronkov mengatakan di Dewan Keamanan PBB bahwa Rusia sangat mengutuk tindakan agresi AS tersebut.
Rusia dan AS saling menyalahkan di sidang darurat Dewan Keamanan PBB di New York setelah terjadinya serangan puluhan rudal.
AS menyatakan serangan yang menghancurkan pangkalan udara militer Suriah tersebut adalah balasan atas serangan senjata kimia di Khan Sheikhun, provinsi Idlib.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Serangan senjata kimia di daerah yang dikuasai oposisi itu, disalahkan kepada pemerintah Suriah oleh AS dan negara barat lainnya seperti Perancis, Jepang, Inggris, Australia, Selandia Baru.
Tentara Suriah mengatakan, sembilan orang tewas oleh serangan AS ke bandara Shayrat yang diduga menyimpan cadangan senjata kimia.
“Konsekuensi dari ini (serangan AS) terhadap stabilitas regional dan internasional bisa sangat serius,” kata Safronkov kepada Dewan Keamanan, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Rusia adalah sekutu utama Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan turut terlibat dalam mengebom posisi oposisi dan kelompok Islamic State (ISIS) sejak September 2015.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pada forum yang sama, Duta Besar AS Nikki Haley mengatakan, serangan rudal itu “sepenuhnya dibenarkan” dan ia memperingatkan bahwa Washington siap mengambil tindakan militer lebih lanjut.
“Amerika Serikat mengambil langkah yang sangat diukur tadi malam,” katanya kepada DK PBB. “Kami siap untuk melakukan lebih, tapi kami berharap itu tidak akan diperlukan.”
Sementara itu, Wakil Duta Besar Suriah untuk PBB Mounzer Mounzer menyebut AS melakukan serangan “barbar, tindakan agresi mencolok” yang akan membuat “kelompok teroris” berani menggunakan senjata kimia di masa depan. (T/RI-1/RE1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)