Moskow, MINA – Pemerintah Rusia mengatakan pada Jumat (17/7) bahwa pihaknya siap untuk menengahi pembicaraan damai antara Armenia dan Azerbaijan setelah pertempuran meningkat di sepanjang perbatasan bersama mereka.
Presiden Vladimir Putin dan anggota Dewan Keamanan Rusia menyatakan “keprihatinan ekstrem” atas gejolak pertempuran antara negara-negara Kaukasus Selatan yang meletus pekan lalu, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Putin bersama pejabat senior pemerintah Rusia “menekankan kebutuhan mendesak bagi kedua pihak untuk mematuhi gencatan senjata, dan menyuarakan kesiapan untuk menengahi upaya,” kata Peskov yang dikutip oleh kantor berita Interfax, demikian dikutip dari Nahar Net.
Kedua saingan itu telah terkunci dalam konflik selama beberapa dekade atas wilayah separatis barat daya Nagorny Karabakh, yang direbut oleh separatis etnik Armenia dalam perang 1990-an yang menewaskan 30.000 orang.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Negosiasi yang dimediasi oleh Rusia, Amerika Serikat, dan Perancis sejak 1994 gagal menghasilkan resolusi yang langgeng untuk mengakhiri kebuntuan.
Pertarungan terbaru dalam pertempuran dimulai pada hari Ahad (12/7) dengan kedua belah pihak saliing menuduh pihak lain memulai penembakan yang terus berlangsung secara sporadis selama beberapa hari. Sejauh ini diklaim total 17 nyawa melayang.
Juru bicara pemerintah Armenia Artsrun Hovhannisyan mengatakan pada Jumat, pertempuran mereda pada Kamis malam dan “situasinya tetap tenang, tidak ada penembakan.”
Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan, “secara keseluruhan, situasinya tetap tegang.” (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: Badai Salju Terjang Eropa Barat
Mi’raj News Agency (MINA)