Rusia: Suriah Tidak Akan Lebih Baik Jika Assad Lengser

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin (tengah) saat berbicara dalam sebuah diskusi di kantor Muhamadiyah, Jakarta, Rabu (26/4). Foto: Rina/MINA

Jakarta, 29 Rajab 1438/ 26 April 2017 (MINA) – Jika rezim saat ini dilengserkan sebagaimana permintaan oposisi, negara itu tidak akan menjadi lebih baik dan konflik akan terus berlanjut, ungkap Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin.

Menurutnya, kesimpulan melihat negara-negara Teluk yang selama ini mengalami Arab Spring, namun kondisi negara tidak berubah setelahnya.

“Kita bisa lihat Libiya, Irak, dan lainnya mereka tidak membaik setelah itu,” katanya dalam sebuah diskusi yang digelar Muhamadiyah di Jakarta, Rabu (29/4).

Mikhail melanjutkan, selama ini banyak pihak percaya dengan menurunkan Assad kondisi Suriah akan berubah. Menurutnya pihak yang berargumen seperti itu tidak melihat apa yang terjadi di negara-negara Timteng sebelum Suriah.

“Kenapa kita harus mengulang skenario yang sama untuk Suriah?” tambahnya.

Sementara Valiollah Mohammadi mengatakan solusi untuk menghentikan konflik di negara itu adalah dengan terus melanjutkan dialog semua pihak.

Sejauh ini, menurut Valiollah, Assad sudah berusaha membuka diri untuk oposisi dengan dilaksanakannya negosiasi Astana, ibukota Kazakhstan, beberapa waktu lalu.

Dalam negosiasi yang dinilai mewakili semua kepentingan kecuali ISIS dan Jabhah Nusra itu, grup oposisi dan pemerintah Suriah bertemu membahas negosiasi berkelanjutan termasuk memberlakukan gencatan senjata.

Valiollah juga berpendapat setiap warga Suriah berhak menentukan masa depan mereka tanpa ada pertumpahan darah. Upaya ini yang berusaha diwujudkan komunitas internasional untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di negara itu.(L/RE1/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)