Den Haag, MINA – Inggris dan Amerika Serikat (AS) pada Selasa (26/6) memimpin seruan keras untuk menghentikan penggunaan senjata kimia dengan memberdayakan pengawas dunia untuk membidik mereka yang berada di belakang serangan.
Seruan itu mendapat tentangan sengit dari Rusia dan Suriah yang dengan tegas membantah menggunakan gas beracun dan agen syaraf dalam beberapa bulan dan tahun terakhir.
Menurut kedua sekutu itu, tidak boleh ada perubahan pada mandat Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW).
“Kami semua berharap bahwa instrumen kematian yang mengerikan ini tidak akan pernah digunakan lagi,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson pada sesi khusus dari badan pembuat kebijakan OPCW di Den Haag.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Tetapi kenyataan tragisnya adalah bahwa senjata kimia telah digunakan dan digunakan lagi,” tambahnya, demikian The New Arab melaporkan.
OPCW diperkirakan akan segera mengungkapkan laporannya atas dugaan serangan gas sarin dan klorin pada bulan April di kota Douma, Suriah.
Saat itu, petugas medis dan penyelamat di lokasi mengatakan bahwa 40 orang tewas oleh serangan gas beracun dan mereka menyalahkan pemerintah Presiden Bashar Al-Assad. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)